Sekolahan ini berada di Jalan Kartini, Dusun Gedagan, Desa Jolotundo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. 5 Ruangan yang rusak yaitu kelas 1, 2 dan 3, serta ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan perpustakaan. Masing-masing ruangan seluas 7x8 meter persegi.
Kerusakan berupa dinding retak-retak serta sebagian lantai amblas. Di ruang perpustakaan misalnya. Selain dindingnya retak-retak, lantainya juga amblas seluas 7x1 meter persegi. Kedalaman amblasnya lantai keramik putih ini sekitar 10 cm.
Guru Agama MI Sabilullrosyad Munif mengatakan, semula hanya ruang perpustakaan yang rusak. Sejak sekitar sepekan yang lalu, kerusakan menjalar ke ruang kelas 1, 2, 3 dan UKS.
"Seminggu kemarin kerusakan merembet ke ruangan lain," kata Munif kepada wartawan di lokasi, Selasa (19/11/2019).
Kendati begitu, pihak sekolah tetap menggunakan ruang kelas yang rusak untuk kegiatan belajar mengajar. Ruang kelas 1 ditempati 19 siswa, sedangkan ruang kelas 2 dan 3 masing-masing 35 siswa.
"Karena tidak ada ruangan lain, dengan terpaksa para siswa tetap menempati ruagan ini," terang Munif.
Kepala MI Sabilullrosyad Suminto menjelaskan, kerusakan pada 5 ruangan di sekolahnya akibat karakter tanah yang mengalami pergerakan. Kondisi ini diperparah dengan lalu lalang kendaraan dengan tonase tinggi di jalan dekat sekolah. Kendaraan-kendaraan tersebut keluar masuk sejumlah industri di sekitar sekolah ini.
"Setiap hari kendaraan besar yang melebihi tonase melintas di Jalan Kartini (depan sekolah). Sehingga berdampak pada bagunan. Kadang sampai terasa ada getaran saat kendaraan besar melintas," ungkapnya.
Tak mau berpangku tangan, Suminto mengaku telah berulangkali menambal dinding maupun lantai ruang kelas yang retak dan amblas. Namun, kerusakan masih saja terjadi. Oleh sebab itu, dia rutin menyampaikan imbauan ke para peserta didiknya agar mereka tidak celaka.
"Anak-anak kami minta keluar kelas saat jam istirahat. Kalau terjadi sesuatu pada jam pelajaran supaya berlindung di bawah meja," ujarnya.
Suminto berharap, Kementerian Agama segera memperbaiki kerusakan di sekolahnya. Karena dia rutin mengajukan perbaikan setiap tahun. Menurut dia, dibutuhkan konstruksi yang kuat agar bangunan dapat bertahan dari pergerakan tanah maupun getaran kendaraan berat.
"Setiap tahun kami sudah mengajukan bantuan untuk sarana sekolah dan perbaikkannya. Namun, belum ada tanggapan," tandasnya.
Tonton video Kemen PUPR Proaktif Tangani Sekolah Ambruk:
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini