Tujuannya untuk memperkenalkan kirab budaya sate Setono sekaligus memperingati Maulud Nabi Muhammad SAW.
Ketua Paguyuban Sate Setono Samsul mengatakan kampung sate di Ponorogo terutama di Setono diolah dan dimasak menggunakan alat tradisional.
"Peralatan kuno hingga modern, dulu kita bikin bumbunya pakai lumpang ikut dikirab," tutur Samsul saat ditemui di lokasi, Sabtu (16/11/2019).
Menurutnya, kirab ini ingin menunjukkan perkembangan penjualan sate yang awalnya dipikul. Karena perkembangan teknologi, saat ini bisa delivery order.
![]() |
"Kami ingin terus mempertahankan kualitas rasa sate asli Setono," terangnya.
Dalam acara kirab, ada 1.000 porsi sate yang dibagikan ke peserta kirab. Sedangkan saat acara puncak, ada pengajian akbar sekaligus 2.500 porsi sate dibagikan gratis kepada jemaah pengajian.
"Saya pesan, belum lengkap kalau berkunjung ke Ponorogo tidak makan sate Setono, rasanya khas, olahan daging serta bumbu satenya nikmat," pungkas dia.
Sementara seorang warga Yanti (30) mengaku senang dengan kirab budaya ini. "Sudah jarang orang menggunakan pembuatan sate dan penjualnya dengan tehnik atau menggunakan cara lama. Sekarang sudah ada teknologi, jadi maunya cepat dan instan. Tapi meski memakai cara lama, rasanya tetap enak, tidak kalah dengan rasa sate dengan memakai teknologi saat ini," jelas wanita yang mengajak anak perempuannya melihat kirab.
Simak juga video Kolaborasi Musik Jazz dan Reog Ponorogo di Atas Telaga Ngebel:
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini