Mengintip Indahnya Warna-warni Batik Shibori Bikinan Napi Rutan Trenggalek

Mengintip Indahnya Warna-warni Batik Shibori Bikinan Napi Rutan Trenggalek

Adhar Muttaqin - detikNews
Jumat, 15 Nov 2019 07:39 WIB
Batik Shibori, kerajinan buatan warga binaan Rutan Trenggalek (Foto: Adhar Muttaqin)
Trenggalek - Hidup di dalam penjara bukan berarti menghentikan kreativitas dan karya. Buktinya sejumlah warga binaan Rutan Kelas IIB Trenggalek berhasil berkreasi dengan memproduksi kain warna khas Jepang atau yang dikenal dengan Shibori.

Produksi batik Shibori ini dilakukan oleh enam orang narapidana wanita, hasilnya mereka bisa menambah penghasilan meskipun berada di dalam penjara. Kain produksi para napi diminati oleh berbagai kalangan.

Salah seorang narapidana, Hartini mengatakan, ide pembuatan batik shibori itu berawal sekitar empat bulan yang lalu, saat itu ia baru masuk ke rutan akibat terjerat kasus pelanggaran hukum.


"Kebetulan, dua bulan sebelum masuk (penjara) itu saya pernah mendapatkan pelatihan pembuatan kain shibori bersama sejumlah pelaku UKM lain. Kemudian saya tawarkan di sini dan direpons baik," kata Hartini, Kamis (14/11/2019).

Untuk memproduksi shibori tidaklah sulit, bahan dasar yang digunakan adalah kain polos berwarna putih serta aneka pewarna kain. Untuk memproduksinya, kain polos terlebih dahulu digunting sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

"Selanjutnya dilipat sesuai dengan motif yang diinginkan. Atau juga bisa diikat atau dengan teknik ciprat, jadi sesuai selera," ujarnyam

Setelah itu lipatan kain dimasukkan dalam cairan 'coating'. Tahap selanjutnya ujung lipatan kain dicelupkan pada cairan pewarna. Teknik pewarnaan ini bisa memanfaatkan satu warna atau beberapa warna sekaligus menyesuaikan dengan keinginan.

"Cairan pewarna itu nanti akan membentuk motif yang menarik sesuai lipatan kain. Nah setelah pewarnaan selesai kain dijemur hingga kering, rata-rata empat kali penjemuran," ujarnya.

Kegiatan produksi kain shibori ini menjadi rutinitas baru bagi para napi wanita sejak empat bulan terakhir. Hingga kini pihaknya telah memproduksi ratusan lembar kain dengan aneka motif dan warna.

"Kalau pada saat awal-awal itu kalau ada kekurangan biasanya pinjam modal dulu ke pembina Bu Nindya, atau kalau nggak gitu ke Pak Adi. Tapi Alhamdulillah sekarang sudah cukup," ujarnya.

Menurutnya dengan kegiatan pembuatan batik shibori ini, para warga binaan tidak merasa jenuh. Mereka rata-rata justru senang karena bisa berkreasi sambil menjalani masa pemidanaan selesai.


"Alhamdulillah selama empat bulan ini omsetnya sudah Rp 50 juta dan sekarang kasnya sekitar Rp 7 juta. Satu lembar kain itu dijual Rp 80 ribu dan Rp 100 ribu," ujarnya.

Tak hanya itu saja, ia dan kawan-kawannya juga mendapat keuntungan dari penjualan batik shibori itu. Bahkan Hartini mengaku saat ini ia bisa mengirimkan uang untuk keluarganya yang ada di rumah.

"Cita-cita saya, nanti setelah keluar dari sini akan saya kembangkan di rumah. Kalau sewaktu-waktu rutan membutuhkan saya juga siap membantu," kata Hartini.

Sementara itu pembina narapidana wanita, Dwi Nindya Sari mengatakan, kain shibori produksi warga binaannya saat ini telah dipasarkan ke berbagai daerah. Bahkan sejumlah jajaran kantor Kemenkumham di Jatim telah membeli kain shibori dari Rutan Trenggalek.

"Awalnya itu sebetulnya hanya iseng-iseng saja, ketika ada ide coba kami tampung , ternyata kok banyak peminatnya, akhirnya dikembangkan sampai sekarang," ujar Nindya.

Pihak rutan mengaku terus memberikan dukungan terhadap kreativitas para narapidana, sehingga nantinya bisa dimanfaatkan apabila telah bebas dari masa pemidanaan.

"Dengan kegiatan ini mereka juga senang dan merasa tidak jenuh, karena kalau sebelumnya kegiatannya kan itu-itu saja," katanya.


Untuk mempromosikan kain produksi warga binaan itu Rutan Trenggalek aktif mengikuti berbagai pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun jajaran kantor Kemenkumham. Selain itu, petugas juga menggandeng beberapa 'reseller' untuk memasarkan karya warga rutan.

Di sisi lain Kepala Rutan Trenggalek, Dadang Sudrajat menilai kreasi kain shibori dari para napi perlu mendapat dukungan dan apresiasi. Pihaknya akan terus berupaya agar produksi shibori semakin baik.

"Kami akan kolaborasi dengan pemerintah daerah yang membidangi UMKM, untuk pengembangan," kata Dadang.
Halaman 2 dari 3
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.