Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, dengan menilik tulisan yang terpahat di dinding perahu, diketahui perahu tersebut digunakan pada masa Perang Dunia II. Yakni ketika pasukan sekutu datang untuk melakukan pelucutan senjata terhadap Jepang.
"Perahu itu berasal dari masa Perang Dunia II ketika sekutu masuk ke Jatim untuk melucuti Jepang," kata Wicaksono Dwi Nugroho ketika dihubungi wartawan, Senin (11/11/2019).
Menurutnya, asal-usul perahu ini diketahui dari hasil kajian dan proses konservasi lanjutan dengan beragam temuannya. Ketika konservasi awal, ditemukan tulisan MFB 6. Maka pada konservasi lanjutan tulisan tersebut terbaca lebih jelas. Yaitu bertuliskan MEB 6.
Hal yang sama, lanjut Wicaksono, juga terlihat pada perahu kedua yang di ujung kapal bertuliskan MEB 5. "Dari hasil kajian dan konservasi, kami ketahui kalau MEB tersebut adalah singkatan dari Marine Expeditionary Brigade. Sehingga perahu tersebut adalah milik Angkatan Laut Amerika dan buatan Amerika," paparnya.
Lebih jauh Wicaksono mengungkapkan, tulisan angka yang menyertai tulisan MEB merujuk pada divisi tentara tersebut. "Angka 5 merujuk pada divisi 5, demikian juga angka 6. Angka 6 dan 5 sepertinya merujuk pada nama divisinya," imbuhnya.
Meski angka yang ada di perahu berurutan, menurutnya itu tidak merujuk pada angka rangkaian perahu. Karena perahu baja yang kini berada di kantor Disparbud Lamongan itu merupakan perahu multifungsi.
"Perahu ini bisa sebagai pontoon bridge kalau jumlahnya banyak. Tapi kalau jumlahnya tiga kemungkinan besar berfungsi sebagai kapal apung penyeberangan sehingga cukup tiga buah kapal saja. Atau juga sebagai kapal serbu yang berfungsi untuk mengangkut prajurit," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini