"Setelah kami lakukan pendataan, ada sekitar 970 hektare yang terbakar. Artinya, sepertiga lebih kawasan kami habis," kata Kepala BKSDA Wilayah III Jember, Setyo Utomo kepada wartawan di Bondowoso, Senin (11/11/2019).
Lahan yang terbakar itu, menurut Setyo, berada di kawasan konservasi. Yakni Cagar Alam (CA) Merapi Ungup-ungup dan Taman Wisata Alam (TWA) Ijen.
"Saya belum tahu hutan yang kebakar milik Perhutani. Mungkin jika total yang kebakar di kawasan itu sekitar seribu hektare lebih," imbuhnya.
Menurutnya, kebakaran bulan lalu itu juga mengakibatkan rusaknya ekosistem yang ada di kawasan itu. Padahal, keberagaman ekosistem tersebut setidaknya dapat membantu menjaga keseimbangan alam.
"Ini dapat menjadi ancaman baru bagi daerah-daerah di bawahnya, seperti Banyuwangi dan Bondowoso. Potensi banjir jadi lebih besar. Apalagi, sebentar lagi musim hujan tiba," lanjut Setyo.
Seperti data yang dihimpun, kawasan Cagar Alam Ijen Merapi Ungup-ungup yang terletak di Kabupaten Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi memiliki luas 2.560 hektare. Kawasan yang dikelola BKSDA Wilayah III Jember itu terdiri dari cagar alam dan taman wisata alam.
Kebakaran hutan terjadi di Gunung Ranti serta kawasan Kawah Ijen dan sekitarnya mulai 2 Oktober lalu. Kebakaran yang sempat disertai badai tersebut sempat melumpuhkan obyek wisata Kawah Ijen. Sejumlah fasilitas umum di kawasan Paltuding dan sekitarnya ikut terdampak. Akses menuju kawasan wisata Ijen terputus karena banyaknya pohon tumbang.
Bahkan, BKSDA akhirnya menutup sementara Kawah Ijen bagi wisatawan. Kemudian BPBD Banyuwangi juga sempat mendatangkan helikopter water bombing untuk memadamkan api. Kini sudah tidak ada lagi kebakaran dan Kawah Ijen kembali dibuka.
Halaman 2 dari 2