PWNU Akan Bahas Imbauan MUI Jatim Soal Tak Gunakan Salam Semua Agama

PWNU Akan Bahas Imbauan MUI Jatim Soal Tak Gunakan Salam Semua Agama

Amir Baihaqi - detikNews
Minggu, 10 Nov 2019 18:53 WIB
Kantor PWNU Jatim (Foto: Amir Baihaqi/File)
Surabaya - Pengurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengaku akan segera membahas imbauan MUI Jatim terkait salam pembuka semua agama dalam waktu dekat. Sebab, soal salam itu sudah menjadi isu nasional saat ini.

"Mudah-mudahan secepatnya. Jadi besok lusa Selasa kita rapat saya minta teman-teman bahtsul masail dan lembaga lainnya untuk membahas masalah ini. Karena ini tentu akan menjadi masalah nasional," beber Katib Syuriah PWNU Jatim KH Syafruddin Syarif kepada detikcom, Minggu (10/11/2019).

"Saya juga sudah banyak telepon dengan teman-teman di Jakarta dan tokoh-tokoh nasional meminta bagaimana keputusan ini agar bisa dibicarakan secara nasional," imbuh alumnus Ponpes Lirboyo, Kediri dan Ponpes Zainul Hasan Genggong, Probolinggo itu.


Untuk itu, Kiai Syafruddin belum bisa memberikan pernyataan, sebab hal itu masih belum dibahas di internal PWNU Jatim. Baru, jika sudah dibahas dan diputuskan pihaknya akan memberikan imbauan terkait salam semua agama terutama kepada para pejabat.

"Karena ini masih musthalah maka saya tidak berani mengimbau karena masih ada ulama-ulama yang mengkaji. Jadi, masih dimaklumi. Tapi nanti jika kita sudah memutuskan di PWNU kita bisa mengimbau. Tapi sementara ini kita tidak bisa mengimbau karena masih ada beberapa pendapat yang simpang siur. Ada yang tidak membolehkan seperti MUI dan ada yang membolehkan," tuturnya.

Meski PWNU Jatim belum membahas soal salam semua agama, namun Kiai Syafruddin sendiri secara pribadi setuju dengan imbauan MUI Jatim itu. Sebab, toleransi tidak harus mengikuti atau mengucapkan salam agama lain.

"Saya sependapat, sudahlah sebaiknya memakai salam sendiri benar kita saling menghormati tidak perlu mengikuti. Bagiku agamaku, bagimu agamamu. Kita menghormati salam mereka tanpa harus mengikuti mengucapkan salam mereka," terangnya.

"Saya sendiri anggota FKUB (Forum Kerukunan antar Umat Beragama) juga. Saya tidak pernah memang dan sejak dulu belum berani mengatakan salam dari setiap agama seperti itu," ungkap Kiai Syafruddin.

Saat ditanya apakah mengucapkan salam pembuia seperti selamat siang dan malam boleh? Kiai Syafruddin tidak mempermasalahkannya. Karena salam tersebut merupakan kehormatan dan tidak menyebut nama Tuhan agama lain.


"Kalau selamat siang dan selamat malam itu bukan salam dari setiap agama. Itu salam kehormatan dan budaya ndak apa-apa itu. Itu kan tidak menyebut Tuhan siapapun. Hanya mendoakan supaya selamat di malam ini, di siang itu," tegasnya.

"Kalau namo budaya om swastiastu itu sudah ada ungkapan sendiri dari agama masing-masing. Tetapi kita tidak perlu menirukan," tambah Kiai Syafruddin.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mengimbau para pejabat tak memakai salam pembuka semua agama saat sambutan resmi. Imbauan ini terlampir dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019 yang diteken Ketua MUI Jatim KH. Abdusshomad Buchori.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.