Pelaku mendoktrin satriwati agar tidak menceritakan apa yang diperbuatnya kepada orang lain. Kalau sampai diceritakan, doanya tidak bakal terkabul.
Rupanya para santriwati justru menceritakan pada santriwati lain agar minta didoain sang guru ngaji supaya nilai ujian mereka bagus. Faktor ini jugalah yang membuat empat santriwati korban pencabulan sang guru ngaji tidak segera bercerita pada orang tua mereka.
Pengakuan salah satu korban seperti yang disampaikan ibunya ke detikcom, saat itu korban mau ujian naik ke kelas VI. Dia dipanggil guru ngaji pria, disuruh masuk ke ruangan musala. Ketika telah memasuki ruangan, kepalanya dielus dan ditiup. Lalu disuruh duduk berhadapan dengan sang guru ngaji yang membisikkan kalimat, kamu jangan kalah sama temanmu yang lain.
"Anak saya lalu dicabuli. Saat dicabuli, pelaku bilang, ini amanah guru, penyatuan murid dan guru. Jangan bilang siapa-siapa biar doa saya makbul," kata salah satu orang tua korban kepada detikcom, Jumat (8/11/2019).
Lain lagi dengan pengakuan korban kedua. Korban kedua ini ditanya pelaku apakah sudah menstruasi, apakah sudah ada cowok yang disenangi. Sambil bertanya, pelaku sambil mencabuli korban. Lagi-lagi, pelaku berdalih ini untuk menyatukan doa antara guru dengan muridnya. Dan korban dilarang menceritakan kepada orang lain agar doanya terkabul.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini