Direktur Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Fitra Arda mengatakan, kajian terhadap perahu baja itu akan terus dilakukan. Meski telah diserahkan ke Pemkab Lamongan.
![]() |
"Hari ini kita serahkan ke pemda untuk dikelola. Artinya bisa dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan. Bisa disimpan di museum dan sebagai bahan pembelajaran," kata Fitra Arda kepada wartawan usai serah terima perahu yang berlangsung di Kantor Disparbud Lamongan, Jalan Sunan Giri Lamongan, Kamis (7/11/2019).
Rencananya, Kemendagri akan menelusuri kapan perahu itu dibuat. Termasuk menjawab pertanyaan mengapa perahu tersebut dibawa ke Lamongan.
"Yang paling penting dari temuan ini adalah nilai sejarahnya. Untuk keperluan apa dan buat apa perahu ini pada saat masa Perang dunia Pertama. Apakah buat mobilisasi massa atau sebagai jembatan kendaraan pada masa perang," terangnya.
Temuan perahu baja di Bengawan Solo, lanjut Fitra, memperkuat dugaan jika Lamongan menjadi salah satu daerah penting di masa lalu. Bahkan, pihaknya akan melakukan studi literatur terkait perahu ini dan jika diperlukan, akan datang ke Belanda untuk mencari kejelasan tentang perahu tersebut.
"Banyaknya temuan sejarah di Lamongan menjadi bukti bahwa Lamongan adalah daerah yang sangat tua," lanjutnya.
Sementara Bupati Lamongan Fadeli mengatakan, pihaknya akan merawat dan meletakkan perahu ini di museum yang akan segera dibangun di Lamongan. Penyerahan perahu ini, kata Fadeli, menunjukkan kalau Lamongan punya komitmen yang kuat dengan benda-benda cagar budaya.
"Kami juga akan menunggu petunjuk dari Kemendikbud untuk perawatan dan penyimpanan perahu ini," ujar Fadeli.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini