.webp)
Kondisi memprihatinkan itu terlihat dalam sebulan terakhir. Siswa terpaksa dipindahkan ke ruangan lain demi keamanan.
"Sekitar bulan September lalu ada keretakan, dan jatuh pada plafon atap kelas III tapi bagian pinggir. Untungnya tidak kena siswa," tutur Kepala SDN 3 Balong, Kariminanto, kepada detikcom, Kamis (7/11/2019).
Kariminanto menambahkan insiden tersebut terjadi dua kali. Karena khawatir atas kondisi tersebut, akhirnya pihak guru sengaja melubangi plafon dan menopang kayu atap dengan bambu.
"Total ada tujuh bambu yang kami gunakan untuk menopang atap supaya tidak ambrol," terangnya.
Menurutnya, banyak kayu atap yang sudah lapuk. Bangunan atap itu tidak pernah tersentuh perbaikan sejak dibangun pada 1998.
"Kuda-kuda atap belum pernah diperbaiki," paparnya.
Ia melanjutkan perbaikan bangunan sekolah pada 2015 hanya menyentuh bagian lantai dan dinding. Sedangkan atap tidak mendapatkan perawatan. Kondisi ini mengkhawatirkan karena ruangan kelas III itu bersebelahan dengan tiga ruangan lain.
"Satu unit bangunan itu ada kelas I, II, III dan ruang kesenian. Kami khawatir rayapnya menyebar ke ruangan lain juga," terangnya.
Menurutnya, kondisi ini sudah dilaporkan ke Dinas Pendidikan Ponorogo pada September lalu agar segera mendapatkan perbaikan. Namun hingga saat ini belum ada tim dari dinas terkait untuk memeriksa.
"Kami sudah mengajukan proposal perbaikan, harapannya diperbaiki semua. Tapi kalau utamanya ya ruang kelas III dulu. Soalnya, khawatir rayapnya menyebar ke ruangan lain," pungkasnya.
Pihak sekolah semakin khawatir atas kondisi ruang kelas III tersebut setelah ambruknya atap SDN Gentong di Pasuruan pada Selasa (5/11). Peristiwa itu menyebabkan dua korban meninggal dan belasan korban terluka.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
