Pertemuan kedua kalinya digelar Polres Malang Kota dengan menghadirkan perwakilan dua kelompok yang terlibat tawuran. Hadir pula Dandim 0833 Kota Malang Letkol (inf) Tommy Anderson, perwakilan kampus, tokoh agama Sumbawa, panitia pertandingan sepakbola dan Eko Yulianto warga yang menjadi korban lemparan batu.
Kapolres Malang Kota AKBP Dony Alexander menyesalkan para mahasiswa gagal meredam emosi hingga berujung pertikaian sampai masyarakat menjadi korban. Apalagi, pemicunya hal sepele yakni pertandingan sepakbola yang seharusnya menjunjung sportivitas.
"Kejadian kemarin itu seharusnya tidak terjadi, karena merugikan warga dan masyarakat yang lainnya. Emosi harus bisa diredam karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain," ucap Dony, Rabu (30/10/2019) malam.
Menurutnya, pernyataan ini juga disampaikan kepada para mahasiswa dan perwakilan kampus saat digelar mediasi di Mapolres Malang Kota. "Hukum harus ditegakkan sesuai aturan yang ada, karena hukumnya yang dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat. Tetapi dalam kasus, kami lebih mengedepankan Alternatif Dispute Resolution (ADR) dalam penanganan kasus ini. Tentu, dengan adanya kesepakatan dari kedua belah pihak," terang mantan Kasubdit II Ditreskoba Polda Metro Jaya ini.
Ia berharap, insiden ini bisa menjadi pelajaran bagi para mahasiswa dan penyelenggara pertandingan sepakbola. Agar ke depan bisa menjaga kondusivitas Kota Malang.
"Jadikan hal ini sebagai pembelajaran para senior dan adik-adik mahasiswa. Setiap kegiatan masyarakat harusnya lapor ke kami (kepolisian), sehingga dapat dilakukan pengamanan. Bagi adik-adik mahasiswa semoga bisa menyelesaikan pendidikan dan membawa hal-hal positif untuk membangun kampung halaman masing-masing kelak jika pulang," ucap Dony.
Sementara Dandim 0833 Kota Malang Letkol (inf) Tommy Anderson berharap, peristiwa kemarin bisa menjadi cambuk agar ke depan para mahasiswa tidak mudah tersulut emosi sesaat. "Kasihan panitia yang telah susah payah buat program positif malah dirusak oleh sekelompok orang yang gagal meredam emosinya. Ke depan mari kita berusaha untuk memperbaiki diri, mulai dari pribadi masing-masing, meningkat kelompok dan seterusnya hingga akhirnya tercapai kehidupan berbangsa yang baik dan harmonis," kata Tommy terpisah.
Eko Yulianto, seorang warga yang menjadi korban lemparan batu mengaku telah menerima peristiwa yang dialaminya dan menganggapnya sebagai musibah kecil.
Tokoh agama Sumba dan Ketua Ikawasba Pendeta Yusak Malo bersama Wakil Rektor Universitas Wisnuwardhana Dr Budi Budaya juga menjadi pihak yang ikut menyesalkan adanya pertikaian itu. Keduanya juga berterima kasih kepada Polres Malang Kota dan Kodim 0833 yang telah bergerak cepat menyelesaikan masalah ini.
"Terima kasih Bapak Kapolres Malang Kota dan Pak Dandim, masalah ini bisa cepat terselesaikan hingga tidak berbuntut panjang dan meluas," ujar Budi Budaya.
Seperti diberitakan, tawuran dua kelompok pemuda pecah di pertigaan Jalan Kalimosodo, Kota Malang, Selasa (30/10), malam. Kedua kelompok saling lempar batu hingga membuat arus lalu lintas terganggu. Seorang warga yang berada di TKP menjadi korban pelemparan batu.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini