.webp)
Pada pukul 10.00 WIB, suhu di Bojonegoro mencapai 38 derajat celsius. Kemudian dua jam berselang hingga pukul 13.00 WIB, suhu udara di Kota Minyak meningkat menjadi 44 derajat celsius.
"Siang ini sudah mencapai 44 derajat celcius. Paling panas pada pukul 12.00 WIB hingga setengah satu tadi. Kalau jam 10.00 pagi tadi mencapai 38 derajat celsius," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro Nurul Azizah, Jumat (25/10/2019).
Menurut Nurul, suhu panas hingga 44 derajat celsius ini sudah berlangsung selama empat hari. Peningkatan suhu udara itu dikarenakan banyak faktor.
Salah satu penyebabnya yakni kemarau panjang yang menurut Badan Meteorologi akan berlangsung hingga minggu kedua pada Nopember nanti. Penyebab lainnya yakni adanya industri migas di Bojonegoro.
Kemudian ia menambahkan, pola hidup masyarakat yang sudah berubah juga mempengaruhi suhu udara. Seperti banyaknya asap knalpot kendaraan bermotor, penggunaan AC pada ruangan di perkantoran dan pemukiman yang semakin bertambah banyak.
Termasuk bertambah banyaknya sampah plastik di lingkungan. Sementara penghijauan di Bojonegoro masih kurang.
"Penyebabnya panas tinggi ada beberapa faktor ya. Di antaranya adanya industri migas yang mengeluarkan asap yang menjadi polutan, Penggunaan AC pada ruang perkantoran dan perumahan warga. Sampah plastik dan kurangnya tumbuhan penghijauan," paparnya.
Nurul juga menuturkan, panas di Bojonegoro paling tinggi terjadi di tahun ini. Cuaca panas yang menyengat bisa berdampak pada dehidrasi dan buruk bagi kulit. Warga disarankan menggunakan cream sunblock saat keluar rumah. Atau menggunakan payung untuk menangkal panasnya sengatan matahari. Warga juga diimbau untuk memperbanyak minum air putih.
Suhu tinggi tersebut dikeluhkan warga. "Bojonegoro kok panas sekali ya. Beberapa hari ini mencapai 40 derajat lebih suhu udaranya. Pagi sekitar pukul 9 saja sudah panas dan sumuk rasanya di badan," ucap salah satu warga Balen, Yuyun kepada detikcom.
Halaman 2 dari 2
