Disebut klenik karena identik dengan berbagai peralatan atau uborampe untuk menggelar ritual upacara adat Jawa. Seperti beragam jenis bunga segar, cok bakal, beragam dupa dan kemenyan serta beragam minyak wangi untuk berbagai hajat.
Selain itu, setidaknya ada sebanyak 43 jenis barang yang dibutuhkan untuk melengkapi ritual. Seperti tikar dari anyaman pelepah aren, anglo, tompo, cikrak, kendi dan sapu lidi. Juga disediakan rokok jadul seperti rokok klobot yang mereknya banyak ditemui sekitar tahun 1960an.
Pantauan detikcom, toko yang lengkap menjual kebutuhan atau uborampe ritual itu ada di tiga lokasi di Blitar. Untuk wilayah kabupaten, berada di wilayah Kecamatan Sutojayan. Sedangkan wilayah kota, berada di Jalan Bali dan Dr Wahidin.
Keberadaan toko itu sudah puluhan tahun lamanya. Dan masih eksis sampai sekarang, yang diteruskan turunan ke empatnya. Keturunan mereka meneruskan bisnis ini karena memang masih banyak pembelinya.
![]() |
"Sejak tahun 1974 mbah saya sudah punya toko ini. Saya penerus ketiga. Sampai sekarang masih banyak pembelinya," kata pemilik toko di Lodoyo, Sugianti (47) pada detikcom di tokonya, Jumat (25/10/2019).
Sugianti mengaku, sehari bisa menjual sekitar 100 bungkus kembang setaman. Satu bungkus kembang itu dijual Rp 5.000. Belum lagi penjualan cok bakal yang terjual ratusan wadah dalam sehari.
Hal serupa juga diakui Mujiati. Wanita 55 tahun itu meneruskan usaha buyutnya berjualan uborampe ritual. Namun dia tidak tahu, kapan tepatnya toko di Jalan Bali itu mulai menjual bunga dan semacamnya.
Di toko ini nampak lebih lengkap lagi barang-barang kebutuhan ritual. Menurut Mujiati, dia berusaha menyiapkan semua kebutuhan pembeli. Kalaupun belum ada, akan dicatat untuk segera dipesankan.
"Untuk keperluan macam-macam mbak. Ada yang untuk mantenan, mendirikan rumah, ngruwat keris, pelarisan, pesugihan semua saya usahakan ada," katanya.
![]() |
Menurutnya, hanya pembeli yang tahu barang-barang itu dibeli untuk ritual hajat apa. Dan yang belanja di tokonya, adalah orang yang punya hajat.
"Jadi dukunnya nyuruh beli ini itu. Bilangnya untuk hajat ini itu. Jadi saya hapalnya ini untuk apa, itu untuk apa karena mereka yang cerita. Kalau dukunnya sendiri yang belanja, saya kok belum pernah ketemu. Atau mungkin mereka gak ngaku," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini