Cerita Lengkap Kasus Guru Tampar 13 Murid di Kota Pasuruan yang Viral

Round-up

Cerita Lengkap Kasus Guru Tampar 13 Murid di Kota Pasuruan yang Viral

Suki Nurhalim - detikNews
Rabu, 23 Okt 2019 07:59 WIB
Saat sang guru memukul muridnya dengan buku/Foto: Tangkapan Layar
Pasuruan - Tiga video Guru Penjaskes SMK Muhammadiyah 1 Kota Pasuruan menampar 13 muridnya viral di media sosial. Kasus kekerasan itu diselesaikan dengan cara saling memaafkan.

Di video pertama yang berdurasi 30 detik, tampak seorang guru memakai safari duduk santai di kursi. Di depan guru berkacamata itu, sejumlah siswa mengenakan seragam warna biru kombinasi hitam berbaris menghadap sang guru.

Beberapa saat kemudian, guru tersebut menghampiri siswa yang berbaris. Ia lalu menampar para siswa tersebut berurutan. Guru tersebut menampar dengan keras dan penuh emosi.

Di video kedua yang juga berdurasi 30 detik, guru yang sama terlihat duduk di kursi. Ia memanggil seorang siswa untuk menghampirinya. Video tersebut diduga rangkaian video pertama.


Salah satu siswa mendekatinya dengan menunduk dan menunjukkan gesture meminta maaf. Namun guru tersebut tetap menamparnya dengan keras. Saat menampar, si guru masih duduk di kursi.

Sementara itu, video ketiga hanya berdurasi 16 detik dan diambil di dalam ruang kelas. Guru yang sama namun memakai pakaian olahraga memukul siswa berseragam batik dengan buku. Saat dipukul, siswa tampak tengah mengerjakan pekerjaan sekolah. Ia terperanjat kaget saat hantaman buku mengenai kepalanya.

Selain beredar luas di Facebook, video kekerasan tersebut juga beredar di sejumlah Grup WhatsApp. Hingga Selasa (22/10), di akun Facebook Hotimah Vhalencia, unggahan video kekerasan ini sudah dibagikan 28 kali dan mendapat ratusan komentar.

Aksi kekerasan dalam tiga video guru menampar murid yang viral di media sosial itu terjadi di Kota Pasuruan. Yakni di SMK Muhammadiyah 1 (SMK Mutu).

Pihak SMK Mutu Kota Pasuruan menyampaikan, aksi kekerasan tersebut dilakukan guru berinisial MB (37). "Benar itu di sekolah kami. Dilakukan oleh guru olah raga kami," kata Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMK Mutu, Baujir di kantornya Jalan Imam Bonjol, Bugulkidul, Kota Pasuruan, Selasa (22/10).

Ia juga membenarkan ada 13 siswa yang menjadi korban kekerasan sang guru. "Berdasarkan keterangan yang kami peroleh, ada 13 siswa yang ditampar," imbuhnya.

Peristiwa kekerasan tersebut, lanjutnya, dilakukan di dua lokasi dan waktu berbeda. Aksi kekerasan yang tergambar dalam video pertama dan kedua terjadi di luar ruangan. Sedangkan video yang ketiga terjadi di dalam kelas.

"Dua kejadian. Yang di luar ruangan dilakukan pada tanggal 8 Oktober, itu ada 12 siswa (yang ditampar). Kemudian yang kedua di dalam kelas pada 16 Oktober, satu siswa yang dipukul," terang Baujir.


Pada 8 Oktober lalu, 12 siswa diminta berbaris kemudian ditampar berurutan. Seperti tergambar dalam video yang viral. Sementara untuk peristiwa pada 16 Oktober, seorang siswa dipukul dengan buku saat mengerjakan sesuatu di dalam kelas.

Atas kejadian tersebut, pihak sekolah kemudian menonaktifkan sang guru. MB dinonaktifkan sampai batas waktu yang belum ditentukan.

"Langkah pertama yang dilakukan oleh pihak sekolah sementara tidak memberikan jam kepada Pak MB atau kami nonaktifkan untuk sementara waktu," ujarnya.

"Untuk waktunya sampai anak-anak betul-betuk kembali normal. Tak ada rasa trauma. Kemudian anak-anak bisa menerima dengan lapang dada, menerima Pak MB kembali," sambung Baujir.

MB mengakui telah menampar 13 muridnya. Ia juga membeberkan alasan mengapa tega melakukan aksi kekerasan tersebut.

"Karena sudah diperingatkan berkali-kali jangan merokok di lingkungan sekolah, tapi tetap dilanggar sama anak-anak," kata MB saat ditemui detikcom di SMK Muhammadiyah 1 Kota Pasuruan.

MB menyampaikan, para siswa tersebut merokok di warung tak jauh dari sekolah. Saat merokok, para siswa sering kepergok sang guru dan mendapatkan peringatan.

Selain karena merokok, siswa-siswa tersebut dinilai tak disiplin. Mereka sering meninggalkan jam pelajaran. "Ya kadang panggil saya semaunya, panggil nama saya seperti temannya," kata pria yang mengajar di sekolah tersebut sejak 2015 itu.


MB mengaku khilaf dan menyesal telah melakukan aksi kekerasan pada anak didiknya. "Namanya saya khilaf, ketika sudah saya peringatkan berkali-kali tetap dilanggar, ya saya emosional. Dalam hati saya sangat menyesal melakukan tindakan seperti itu pada anak-anak," terang pria berkacamata ini.

Salah seorang siswa yang menjadi korban kekerasan MB, SU (17), menyampaikan beberapa perilaku yang membuat gurunya hilang kesabaran. Antara lain berteriak-teriak saat jam pelajaran, 'klotekan' atau memukul-mukul bangku untuk menghasilkan irama musik, memanggil nama MB secara langsung tanpa sebutan 'pak' dan lainnya.

SU merupakan siswa yang dipukul MB dengan buku, yang ada dalam video ketiga. Ia mengaku tak tahu siapa yang merekam peristiwa tersebut.

"Saya nggak membalas (pukulan) karena mengaku salah. Ini jadi ramai karena video tersebar. Video itu kan orang nggak tahu masalahnya apa sampai dipukul," terang SU.

Kemudian AB (18), siswa yang terekam dalam video kedua juga mengaku tak melawan saat ditampar MB. Ia mengaku salah karena merokok padahal dilarang oleh pihak sekolah.

"Saya dipukul karena merokok. Saya nggak bersikap kurang ajar (pada MB). Hanya merokok. Nggak apa-apa, saya terima, saya salah," ujarnya.

Menurut SU dan AB, semua siswa yang ditampar MB tak ada yang melawan. Rata-rata mereka semua tak mempermasalahkan. "Tapi video terlanjur menyebar," pungkas AB.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK Muhammadiyah I Pasuruan, Baujir mengatakan, MB sudah meminta maaf secara terbuka.


"Prinsipnya sudah saling memaafkan. Pak MB tadi atas permintaan siswa sudah meminta maaf langsung kepada para siswa di kelas. Saya sebagai waka Kesiswaan yang mendampingi," terang Baujir .

Setelah maaf-maafkan dengan para siswa, pihak sekolah kemudian mempertemukan MB dengan para wali murid. MB juga menyampaikan permohonan maaf pada wali murid.

"Kami lakukan mediasi. Dan ada penandatanganan kesepakatan bahwa kejadian ini sudah clear. Sudah damai, intinya kita sudah damai secara kekeluargaan," imbuh Baujir.

Meski demikian, sanksi pihak sekolah pada MB tetap berlaku. MB dinonaktifkan sementara sampai suasana benar-benar kondusif. Nasib MB sebagai guru di SMK tersebut menunggu keputusan pihak yayasan.
Halaman 2 dari 4
(sun/bdh)
Berita Terkait