Antisipasi yang dilakukan yakni membuat sekat-sekat untuk mencegah meluasnya kebakaran. BPBD telah berkoordinasi dengan Perhutani dan pihak perkebunan baik milik pemerintah, swasta maupun perkebunan rakyat. Agar kebakaran tak merambah di pemukiman warga.
"Kita minta untuk menyiapkan sekat-sekat. Karena cara untuk mengurangi resiko kebakaran lahan hutan antara lain dengan penyekatan. Itu untuk mengantisipasi agar api tidak meloncat dan merembet ke lahan," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharram kepada wartawan, Selasa (22/10/2019).
Sekat-sekat ini, menurut Eka, berupa galian-galian supaya api tidak menjalar. Untuk panjang dan lebar sekat yang dibuat, tergantung dari Perhutani dan pihak kebun. Karena mereka sudah punya standar berapa ukuran sekat yang harus dibuat.
Jika sudah terjadi kebakaran, lanjutnya, pemadaman dilakukan dengan cara penggebyokan (memukul-mukul api dengan ranting) dan penyiraman. Penyiraman bisa dilakukan melalui darat dan maupun udara. Untuk itu, BPBD Banyuwangi meminta bantuan pemadaman dari BNPB untuk melakukan water bombing .
"Bupati Banyuwangi sudah menyampaikan kesediaannya untuk mengajukan permohonan kepada BNPB. Sebab, permohonan harus ditandatangani Bupati," ujarnya.
"Penanganan darat sudah tidak efektif, selain karena medannya dan juga alatnya yang terbatas, jangkauan alat juga terbatas. Sumber api masih ada, potensi kebakaran juga masih luas apalagi kalau sudah meluas ke Merapi Ungup-ungup bisa ke lahan produksi milik masyarakat dan perkebunan. Ini yang perlu kita antisipasi," tambah Eka.
Hingga saat ini, luas hutan yang mengalami kebakaran tidak bisa dihitung secara pasti. Namun untuk di kawasan Gunung Ijen saja sudah sekitar 400 sampai 500 hektare. Angka ini merupakan area hutan yang sudah terbakar. Ijen memiliki area hutan seluas lebih dari 2.600 hektare.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini