Puluhan Anak di Kota Kediri Sambut HSN dengan Nobar Film Sang Kiai

Puluhan Anak di Kota Kediri Sambut HSN dengan Nobar Film Sang Kiai

Andhika Dwi - detikNews
Senin, 21 Okt 2019 21:03 WIB
Acara nobar Film Sang Kiai/Foto: Andhika Dwi
kediri - Beragam cara kerap dilakukan untuk memaknai Hari Santri Nasional (HSN). Di Kota Kediri, puluhan anak dan warga nobar Film Sang Kiai.

Nobar tersebut digelar di Masjid Al Khalid, Desa Semampir, Kota Kediri. Takmir masjid sengaja mengajak anak-anak tersebut nobar untuk menyambut HSN yang jatuh pada Selasa (22/10). Mereka merupakan siswa-siswi yang belajar mengaji di Taman Pendidikan Al Quran (TPQ).

Menurut Ketua Takmir Masjid Al Khalid, Slamet, pihaknya menggelar nobar Film Sang Kiai bukan tanpa alasan. Menurutnya, kisah perjuangan ulama Pesantren Tebuireng Jombang, KH Hasyim Asy'ari patut diteladani generasi saat ini. Sang Kiai menjadi tokoh kunci dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan pada era 1942-1947.


Melalui 'Resolusi Jihad', tokoh yang dijuluki Hadratus Syeikh atau Maha Guru ini mengimbau dan mengajak para santri jihad fisabilillah melawan penjajah. Yang kemudian berujung peristiwa besar pada 10 November 1945. Hari yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Slamet berharap, dengan menonton film tersebut para siswa mengetahui perjuangan santri di era kemerdekaan, "Kami memang sengaja memilih cara yang agak berbeda dalam memperingati Hari Santri tahun ini. Sehubungan selain Masjid Al Khalid ini merupakan masjid yang baru berdiri, kami ingin lebih memudahkan anak-anak dan warga secara audio visual. Seperti apa perjuangan santri, kiai dan pondok pesantren dalam berjuang mengusir penjajah," kata Slamet. Senin, (21/10/2019).

Salah seorang siswa yang mengikuti nobar tersebut ialah Dzaky (10) siswa SD kelas V. Ia mengaku terinspirasi dan kagum dengan perjuangan kiai saat melawan dan mengusir penjajah.

"Ini baru pertama kalinya saya nonton Film Sang Kiai. Saya kagum ternyata santri dan pak kiai berjuang. Berperang melawan penjajah pakai sarung. Padahal penjajahnya pakai senjata dan bom," Ucap Dzaky.


Terlepas dari acara nobar, Masjid Al-Khalid terbilang unik karena tidak memiliki kubah. Atapnya berupa gunungan seperti rumah joglo. Namun, empat tiang penyangga atau tiang soko yang biasanya ada pada rumah khas Jawa sengaja dihilangkan. Tujuannya agar tidak ada penghalang saat salat berjamaah.

Pembangunan masjid tersebut dikonsep dengan gaya kekinian. Manajemen masjid dikelola secara modern. Bahkan, masjid ini memiliki mesin ATM beras dan menjadi yang pertama di Kediri.
Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.