"Ini dampaknya sudah ribuan hektar. Makin meluas. Ini informasi dari teman-teman Tahura, meluasnya cepat sekali," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jatim Satriyo Nur Seno kepada detikcom di Surabaya, Minggu (20/10/2019).
Saat ditanya apa yang membuat api merambat hingga melalap ribuan hektare lahan, Satriyo menyebut salah satunya karena angin kencang. Hal ini lah yang membuat helikopter Water Bombing dari BNPB tidak melanjutkan penerbangan untuk memadamkan api dari atas.
"Hari ini pun anginnya sudah hampir 30 knot, ini cukup kencang. Akan berdampak pada kru yang di heli. Jadi nanti malah berbahaya jika krunya tidak diutamakan," imbuh Satriyo.
Saat ditanya apakah mendatangkan kembali helikopter water bombing, Satriyo mengaku masih menunggu observasi tim di lapangan. Karena melihat bagaimana kondisi cuacanya.
"Mendatangkan laginya ini kan tinggal hasil observasi tim kru sama posko. Kendalanya bukan di helinya tapi di cuaca. Karena cuacanya sangat tidak mendukung. Kadang berawan, kadang berangin," lanjutnya.
Lalu, apa upaya pemadaman yang dilakukan pihaknya? Satriyo menyebut beberapa tim telah naik ke titik api dan melakukan pemadaman.
"Kalau manual, sebagian teman-teman naik ke atas dari Batu, Pasuruan, Tahura. Tapi kita tidak bisa melaksanakan optkmal. Jadi kita mengawasi jangan sampai kebakaran ini meluas ke pemukiman warga," pungkasnya. (hil/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini