Pantauan detikcom, sumur yang kering terjadi di dua kecamatan. Yakni Kanigoro dan Garum. Untuk Kecamatan Garum, seperti di Desa Dadapan. Sedangkan di Kecamatan Kanigoro lebih luas lagi. Mulai Desa Karangsono, Sawahan, Satreyan sampai Glondong.
Satu di antara sumur itu milik Indra Marisa di Desa Karangsono. Sejak dua pekan lalu, debit air sumurnya sangat sedikit. Bahkan air yang keluar dari pompa, berwarna keruh disertai butiran pasir.
"Ya terpaksa ngungsi minta air ke tetangga. Jan susah mbak kalau sudah musim kering begini. Besok rencananya mau digali lagi sama bapaknya," kata Indra kepada detikcom di rumahnya, Jumat (18/10/2019).
Indra memang harus bersabar sementara waktu. Penghasilan suaminya yang pas-pasan, tidak cukup untuk membayar tukang gali sumur.
"Bayarnya Rp 300 ribu, lha gaji suami saya seminggu hanya Rp 200 ribu. Besok katanya mau digali sendiri, semoga saja bisa keluar airnya," cetusnya.
Begitu juga dengan sumur bor milik Ani, warga Desa Sawahan. Ibu muda ini hanya berharap, hujan segera turun. Sumur bor miliknya sudah tidak mengeluarkan air sama sekali. Padahal kedalamannya sudah 15 meter.
"Sekarang nunut tetangga depan itu mbak. Ini selang terpasang terus di sumur depan itu. Soalnya kalau sumur bor harus disuntik lagi ya istilahnya. Biayanya mahal belum ada uang, " kata Ani sembari melayani pembeli di toko kelontongnya.
Jumlah sumur yang kering, semakin banyak lagi terjadi di Desa Glondong. Walaupun sudah banyak sumur yang digali lagi atau disuntik untuk sumur bor, namun air yang keluar hanya sedikit.
Kekeringan sumur yang dialami warganya ini diakui Camat Kanigoro, Darmadi. Bahkan sumur di Kantor Kecamatan Kanigoropun, saat ini sangat minim debitnya.
"Ya memang begitulah kondisinya. Alhamdulillah masih ada sumur lain yang bisa dimanfaatkan warga secara bersama-sama. Ini saja kalau seminggu lagi belum hujan, saya keruk juga sumur kantor kecamatan ini," jawabnya dihubungi detikcom.
BPBD Kabupaten Blitar telah menerima laporan terkait hal itu. Tak hanya dua kecamatan tersebut. Ada satu desa di Kecamatan Nglegok juga mengalami hal serupa.
BPBD berprinsip, selama masyarakat masih bisa mengupayakan sendiri ketersediaan air, maka pihaknya mengutamakan kemandirian warga.
"Kalau benar-benar tidak mampu, kami droping air bersih. Dan memang ini dampak musim kemarau yang makin panjang. Kalau info BMKG, hujan diprediksi pertengahan Oktober ini, kemarin saya terima info, mundur awal Nopember," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini