Seluruh latar rumah warga di sepanjang Jalan Desa Adat Kemiren bakal disulap bak ruang tamu, sehingga para pengunjung dapat 'cangkruan' sembari menikmati kopi yang dihidangkan. Warga Kemiren dengan keramahannya juga akan menemani para pengunjung yang datang pada Sabtu (12/10/2019).
Untuk menikmati kopi khas Banyuwangi ini secara gratis ada syaratnya. Apa itu?
"Jadi tidak hanya warga banyuwangi saja yang bisa menikmati kopi secara gratis. Dari luar daerah pun bisa menikmati, asalkan mengenakan udeng bagi laki-laki dan memakai baju hitam bagi perempuan. Itu sekaligus melestarikan budaya masyarakat Using dengan mengenakan udeng di kepalanya," ujarnya kepada detikcom, Jumat (11/10/2019).
Masyarakat juga bisa membeli kuliner khas Banyuwangi di sepanjang jalan desa, sejauh 3 kilometer.
"Kuliner khas Banyuwangi akan lengkap disana. Karena Kemiren merupakan warga Using (masyarakat khas Banyuwangi). Silakan menikmati. Tapi jangan lupa jangan buang sampah sembarangan," pesannya.
Ditambahkan oleh Mastuki, panitia Festival Ngopi Sepuluh Ewu, selain menyediakan ribuan cangkir kopi, pihaknya juga menyediakan stand khusus untuk sentra jajanan tradisional. Antara lain rengginang, keripik gadung, ketan, pisang rebus, serabi, lanun, lopis dan kelemben.
"Festifal Ngopi Sepuluh Ewu ini sengaja kita kemas agar para pengunjung dapat cangkruan, sehingga pengunjung dapat bercengkrama dengan sejawatnya sembari menyeruput kopi yang kita sediakan," kata Mastukik, salah satu panitia Festival Ngopi Sepuluh Ewu, kepada detikcom.
"Dengan begitu, pengunjung dapat bernostalgia, sembari menyeruput kopi dan menikmati jajanan tempo dulu," imbuhnya.
Untuk persiapan Festival Ngopi Sepuluh Ewu, tambah Mastuki, pihaknya sudah menyediakan 350 kilogram bubuk kopi dengan beraneka ragam jenis. "Ada Arabika, Robusta, dan house blend," tuturnya.
Mastuki menambahkan di Banyuwangi budaya 'ngopi' menggambarkan keramahan dan kemurahatian warga Using. Ngopi dapat mempererat tali silaturahmi atau dalam istilah Warga Using 'nyambung sakduluran'.
"Orang yang tidak memiliki hubungan darah pun, karena sering ngopi bareng bisa jadi saudara. Karena itulah, melalui festival ini kami ingin melestarikan budaya yang sudah dilakukan oleh para leluhur," pungkasnya. (iwd/iwd)