Arkeolog BPCB Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, dari analisis sementara yang dilakukan, diketahui perahu baja tersebut semacam sekoci. Perahu itu sebagai alat angkut yang digunakan pada masa kolonial sebelum perang kemerdekaan.
Perahu baja ini, kata Wicaksono, memiliki ciri bagian depan lancip, sementara bagian buritan tumpul dan membentuk segitiga panjang.
"Dari identifikasi awal yang kami lakukan dengan melakukan pengukuran, kemudian melihat profil-profil yang tampak, kami berhasil mengidentifikasi ada tiga kapal yang terbuat dari bahan baja. Secara keseluruhan berbentuk segitiga atau buritan berbentuk lurus atau rata. Sedangkan bagian depan meruncing," kata Wicaksono kepada wartawan seusai memeriksa bangkai perahu baja yang masih terpendam di Bengawan Solo, Kamis (10/10/2019).
Dari identifikasi awal, terang Wicaksono, perahu baja ini bagian buritan atau belakang berukuran 1,5 meter dengan ketinggian perahu sekitar 75 cm. Sedangkan panjang lebih dari 4 meter karena sebagian masih terpendam lumpur.
Hasil identifikasi diketahui bahwa dinding perahu ada bagian yang berlubang seperti bekas senjata. Lubang tersebut berdiameter sekitar 15-20 cm.
"Di bagian sisi dalam dinding, kami menemukan pipa yang diduga itu sebagai pegangan. Kelihatannya ini kapal penumpang, jadi bukan untuk barang. Mungkin untuk mobilisasi tentara," lanjutnya.
Ia juga menjelaskan perahu baja ini mungkin dari masa penjajahan. Hasil analisis awal, perahu baja ini tenggelam karena lubang-lubang peluru tersebut.
"Perahu ini bisa buatan Belanda, bisa juga Jepang. Tapi untuk memastikan perahu baja harus diangkat dulu, sehingga kita bisa melakukan kajian literasi ini buatan Belanda atau Jepang," paparnya.
Melihat hasil pengamatan ini, BPCB Jatim merekomendasikan pengangkatan perahu baja tersebut. Pasalnya, perahu baja ini memiliki nilai sejarah untuk Lamongan.
"Untuk pelaksanaan teknisnya nanti bergantung pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan," paparnya.
Tim arkeolog BPCB Jatim memeriksa perahu baja dengan cara melakukan penyelaman di lokasi. Selain memeriksa perahu, tim juga mengukur perahu yang diduga peninggalan penjajahan tersebut.
Halaman 2 dari 2











































