Mereka melakukan aksi damai di dua lokasi, depan Mapolres Blitar di Talun dan depan kantor Kejari Blitar Jalan Sudanco Supriyadi. Aksi ini dilakukan bertepatan hari pertama Kapolres Blitar yang baru, AKBP Budi Hermanto dan Kepala Kejari Blitar yang baru, Bangkit Sormin, baru dilantik 3 September 2019 lalu.
Massa membawa beberapa tuntutan. Di antaranya penyelesaian beberapa kasus dugaan korupsi. Di antaranya adalah korupsi dana hibah KONI 2015. Kasus ini diduga ikut menyeret 12 anggota DPRD Komisi IV periode 2014-2019.
Kemudian kasus dugaan korupsi workshop honorer K2 di Dinas Pendidikan tahun 2012. Dalam kasus ini sudah ditetapkan 5 orang tersangka, namun belum kunjung proses sidang. Dan kasus korupsi SMKN 1 Kota Blitar yang masih menyisakan 1 orang tersangka. Untuk kasus ini, sampai detik ini belum disidangkan, dan beberapa kasus dugaan korupsi yang lain.
Momentum masuknya dua pejabat penegak hukum di Blitar, dinilai sebagai saat yang tepat untuk mendorong mereka segera menyelesaikannya.
"Melawan korupsi itu butuh nyali. KPK sudah menetapkan Imam Nahrawi sebagai tersangka dugaan korupsi KONI. Ini saat yang tepat bagi kepolisian dan kejaksaan Blitar untuk menyelesaikan dugaan korupsi dana hibah KONI di sini," teriak koordinator aksi, Rudi Handoko dalam orasinya di depan Kejari Blitar, Senin (7/11/2019).
Sambil membakar kemenyan, tiga orang dalam demo itu, mengenakan topeng barongan sebagai simbol wajah koruptor. Mereka juga membawa beragam tulisan di kertas karton. Isinya, tuntutan polisi segera selesaikan pekerjaan rumah kasus-kasus korupsi.
Di Mapolres Blitar, perwakilan massa masuk ke mako Polres Blitar. Mereka berdialog langsung dengan Kapolres Blitar, AKBP Budi Hermanto.
"Ini hari pertama saya kerja. Kami terima semua aspirasi yang masuk. Saya suka, ini bentuk kontrol kinerja kami. Saya langsung koordinasi dengan Kasatreskrim untuk menindaklanjuti aspirasi teman-teman tadi," kata kapolres.
Usai dialog dengan Kapolres Blitar, massa mulai bergeser ke kantor Kejari di Jalan Sudanco Supriyadi. Satu satuan setingkat kompi dari Polresta Blitar telah siap mengamankan jalannya aksi.
Pukul 13.15 WIB, massa merapat di depan gedung Kejari Blitar. Dengan naik puluhan motor, massa membawa bendera merah bertuliskan Komisi Rakyat Pemberantasan Korupsi (KRPK).
"Kajari yang baru saya mohon keluar. Kami bawa dokumen, bukan sekedar isue," teriak Koordinator KRPK, Moh Trijanto.
Setelah massa berteriak teriak meminta Kajari Blitar keluar, 15 menit kemudian Kajari Blitar, Bangkit Sormin, akhirnya keluar menemui massa.
"Saya baru dua minggu disini. Kami juga komit membela rakyat. Saya dari Papua, jauh-jauh ditugaskan disini untuk menghukum pelaku korupsi. Saya berterima kasih teman-teman...kita berantas bersama korupsi di kota ini," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2