Penyandang Disabilitas Jadi Tokoh Utama Drama Kolosal Peringatan HUT TNI

Penyandang Disabilitas Jadi Tokoh Utama Drama Kolosal Peringatan HUT TNI

Yakub Mulyono - detikNews
Sabtu, 05 Okt 2019 12:51 WIB
HUT Ke-74 TNI di Jember/Foto: Yakub Mulyono
Jember - Sebuah drama kolosal ditampilkan di Alun-Alun Jember dalam peringatan HUT TNI ke-74. Drama yang mengisahkan perjuangan melawan penjajah itu mengambil judul 'Komandan Welut Putih'. Tokoh utama dalam drama kolosal itu adalah seorang penyandang disabilitas bernama Edi Sucipto.

Pria asli Kecamatan Ambulu itu memerankan sosok pahlawan yang dikenal di wilayahnya, Letnan Suyitman. Dia memimpin perlawanan terhadap Belanda yang datang kembali pada Agresi Militer Belanda ke dua.

"Cerita drama kolosal ini mengambil kisah dari pahlawan lokal asli Jember, yakni Letnan Suyitman pada tahun 1947 yang datang lagi ke Indonesia, untuk Jember lewat (kecamatan) Puger," kata Sutradara Drama Kolosal Komandan Welut Putih, Dani Hendarto, Sabtu (5/10/2019).

Drama kolosal tentang perjuangan melawan penjajah itu, juga didukung siswa dan siswi dari Teater Spikul SMAN Pakusari dan Teater Zero SMPN 1 Silo. "Judul drama kolosal itu, Komandan Welut Putih," sambung Danj.

Dikisahkan, Letnan Suyitman yang memimpin perjuangan melawan penjajah Belanda, yang saat itu masuk ke Jember melalui jalur Kecamatan Ambulu.


"Di sana oleh Letnan Suyitman dan pasukan seksi Welut Putih, melakukan penghadangan dan perlawanan kepada penjajah. Tapi pahlawan lokal itu (Letnan Suyitman) dikalahkan, dan tubuhnya hancur. Katanya, kalau kisah aslinya, bagian tubuhnya itu hancur (ditembak) tank tempur," ungkap pria yang juga guru di SDN Sumberpinang 2 Jember itu.

Namun dalam kisah drama kolosal ini, tubuhnya dimutilasi. Kemudian pemeran pahlawan Letnan Suyitman yang tubuhnya termutilasi adalah penyandang disabilitas.

"Namanya mas Edi Sucipto, yang memang dikisah nyatanya, Letnan Suyitman masih hidup meskipun kondisi tubuhnya hancur. Kemudian masih berusaha melawan penjajah hingga akhirnya wafat. Tapi tidak bisa kita visualkan dengan kondisi aslinya, ya kemudian dibantu saudara kami mas Edi itu, yang gigih melawan penjajah meski kondisi tubuh termutilasi dan menyerahkan bendera merah putih ke bupati," jelasnya.

Diyakini, kata Dani, Letnan Suyitman memiliki ilmu tertentu, sehingga saat tubuhnya hancur itu masih hidup dan sempat melakukan perlawanan.


"Beliau (Letnan Suyitman) backgroundnya (latar belakang) memang tentara, juga punya kesaktian ilmu welut putih, jadi diyakini jika menyentuh air, musuh tidak dapat melihat dan dapat pulih saat luka, dan itu dimanfaatkan untuk menyerang penjajah. Saat itu, sebelum wafat itu masih melawan penjajah," ungkapnya.




Tonton juga video Jokowi Pastikan Anggaran Pertahanan Lebih dari Rp 131 T di 2020:

[Gambas:Video 20detik]

(fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.