Warga Pasuruan Pasang Spanduk Protes Sungainya Tercemar

Warga Pasuruan Pasang Spanduk Protes Sungainya Tercemar

Muhajir Arifin - detikNews
Kamis, 03 Okt 2019 15:25 WIB
Warga Pasuruan Pasang Puluhan Spanduk Protes/Foto: Muhajir Arifin
Pasuruan - Warga Desa Baujeng, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, mengeluhkan pencemaran sungai di wilayahnya. Sungai yang tercemar dan berbau busuk juga berdampak pada sumur, sehingga airnya tak bisa dimanfaatkan oleh warga.

Kondisi tersebut sudah berlangsung lebih dari 8 tahun. Berbagai bentuk protes sudah pernah dilakukan seperti berujukrasa hingga melaporkan ke Dinas Lingkungan Hidup (LH) setempat. Namun pencemaran terus berlangsung.

Situasi tersebut membuat warga hilang kesabaran. Mereka melakukan protes keras dengan memasang baliho, spanduk dan poster tuntutan agar dibebaskan dari limbah yang menyengsarakan. Baliho, poster dan spanduk tersebut dipasang di tepi jalan hingga jembatan.

Baliho, spanduk dan poster yang dipasang bertuliskan antara lain "Yoopo yo kaliku, koen gak tau raup banyu peceren ta?", "Pengusaha tolong dengar jeritan kami","Sungai kaucemari, rakyat kaukibuli" dan banyak tulisan lainnya. Rencananya warga akan terus menambah spanduk dan baliho.

"Pencemaran sungai sudah lebih dari 8 tahun. Warga sudah pernah demo, tawur dan sembarang pernah, lapor DLH. Tapi tetap saja tak ada tindakan," kata Kades Baujeng Sobik, kepada detikcom, Kamis (3/10/2019).


Sobik menegaskan pabrik yang limbah cairnya mencemari sungai berada di Desa Kemirisewu, Kecamatan Pandaan. Warga Baujeng dan desa-desa lain di Beji terkena dampaknya.

"Pencemaran dari pabrik Teh Gelas (PT CS 2 Pola Sehat), Kemirisewu, Pandaan. Dampaknya ke Desa Baujeng. Sungai yang ada di Pandaan sana tercemar kemudian airnya mengalir ke Sungai Tanggul di desa kami," tandas Sobik.

Menurut Sobik, akibat pencemaran, Sungai Tanggul berbau busuk dan warnanya keruh. Air sungai tak bisa dimanfaatkan untuk apapun termasuk irigasi.

Sobik mengatakan akibat sungai tercemar, sumur-sumur warga terdampak. Air sumur hanya bisa dimanfaatkan untuk mencuci, tak lagi bisa untuk memasak apalagi diminum.

"Warga sudah ngamuk. Aliran air yang mengarah ke saluran irigasi juga ditutup," tandasnya.

Selain Desa Baujeng, irigasi yang tercemar limbah tersebut mengalir ke Desa Kenep, Ngembe, Sidowayah dan Gunungsari. "Kalau warga di utara desa kami protes saya suruh protes ke pabrik," pungkasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.