Anggota Satgas PU Bina Marga dan Pematusan Surabaya Deni mengatakan, drum yang sudah terisi minyak bercampur air mencapai puluhan. Pasokan drum kosong terus dilakukan ke lokasi semburan.
"Sudah penuh terisi semua. Kurang lebih ada 80 drum sekarang sudah terisi. Dan kami masih terus mengirimkan drum kosong untuk persediaan," ujar Deni kepada detikcom di lokasi, Senin (30/9/2019).
Kemudian salah satu petugas keamanan dari PT Classic Prima Carpet Industries, Ahmad Fauzi menyampaikan, drum-drum yang sudah penuh terisi dibawa ke lahan kosong. "Hasil tampung tiap harinya diangkut ke lahan kosong dekat Jalan Kutisari Indah Utara X. Supaya tidak membuat penuh di jalan depan lokasi, jadi dipindahkan ke sana. Kebetulan ada lahan kosong di sana," ujar Ahmad kepada detikcom.
Selain itu Ahmad juga menerangkan, beberapa pihak sudah melakukan pengecekan ke lokasi semburan. Hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah semburan minyak dan air itu berbahaya bagi warga sekitar atau tidak.
"Tadi sudah diperiksa lagi sama dari Perusahaan Gas Nasional (PGN) Surabaya sama dari ESDM Yogyakarta. Sama-sama mengecek apakah zatnya berbahaya atau tidak," imbuhnya.
Lurah Kutisari Titik Eko mengatakan, pihaknya masih menunggu tindakan selanjutnya dari pihak terkait mengenai semburan minyak dan air tersebut. Menurutnya, minyak dan air yang disemburkan akan dipisahkan.
"Rencananya akan dilakukan tindakan pemisahan jenis campuran tersebut. Akan ada semacam alat separator untuk memisahkan jenis cairan tersebut," ujar Titik.
Semburan minyak dan air mulai muncul dan diketahui warga pada Senin pukul 13.00 WIB. Di hari pertama material yang disemburkan berupa lumpur. Namun di hari berikutnya hingga saat ini, semburan tersebut lebih banyak mengeluarkan minyak bercampur air.
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini