Salat gaib dan doa bersama diikuti sekitar 100 jemaah baik mahasiswa dan polisi termasuk Kapolres Nganjuk AKBP Handono Subiakto di masjid kampus Institut Agama Islam (IAI) Pangeran Diponegro Nganjuk.
"Pertama, kita turut berduka atas meninggalnya rekan kita. Kita lakukan doa bersama dan salat gaib disini sebagai wujud bahwa kami sangat dekat dengan mahasiswa," ujar Handono usai salat gaib di masjid kampus Institut Agama Islam (IAI) Pangeran Diponegro Nganjuk Minggu (29/9/2019).
Handono mengatakan pihaknya juga berharap investigasu meninggalnya dua mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UHO dapat berjalan lancar secara transparan. Dalam penanganan kasus tersebut, lanjut Handono, pihaknya yakin akan diproses sesuai perundangan yang berlaku terhadap pelaku.
"Tentu kita berharap pengungkapan meninggalnya rekan kita ini diungkapkan secara transparan. Siapa yang melakukan pelanggaran atau kesalahan saya kira akan mendapatkan hukuman sesuai perundangan undangan," ungkapnya.
Handono mengatakan semua mahasiswa bebas untuk menyampaikan aspirasinya dan tidak perlu harus datang ke kantor polisi. Datangnya kepolisian ke kampus, lanjut Handono sebagai wujud kedekatan polisi dengan mahasiswa.
"Sebelum mahasiswa datang kami datangi dulu, mau ngajak kemana kita selalu siap untuk mendengar kan aspirasi," tandasnya.
Sementara itu, dalam audience mahasiswa dari PMII Nganjuk menyampaikan empat point tuntutan atas meninggalnya dua mahasiswa Kendari. Di antaranya meminta mabes polri untuk mengusut tuntas tewasnya dua mahasiswa Kendari dan mencopot pelaku dari jabatannya.
"Kami mendesak Kapolda Sulawesi Tenggara untuk bertanggung jawab atas tindakan anggotanya. Kami meminta Kapolri untuk mencopot pelaku," ucap Ketua PC PMII Kabupaten Nganjuk, Novitasari, di hadapan audience kampus Institut Agama Islam (IAI) Pangeran Diponegro Nganjuk.
Simak Video "Ciptakan Rasa Aman di Kendari, TNI-Polri Gelar Patroli Gabungan"
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini