"Sebenarnya kalau sudah seperti ini kan tanggung jawabnya Kementerian ESDM," kata Kepala BPB Linmas Kota Surabaya Eddy Christijanto kepada detikcom di lokasi semburan, Jumat (26/9/2019).
Menurut Eddy, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkot Surabaya sudah mengirimkan surat ke Kementrian ESDM. Namun hingga saat ini belum ada keputusan terkait penanganan semburan minyak dan air tersebut.
"Tadi saya sudah telepon Kepala Dinas Lingkungan Hidup. Kita sudah berkirim surat dan mengkomunikasikan dengan kementerian ESDM, tapi katanya mau dirapatkan, tapi sampai sekarang belum ada (tindakan lebih lanjut)," terang Eddy.
Lebih lanjut Eddy menjelaskan, dalam UU No 23 tahun 2014 menyebutkan, tidak ada pelimpahan kewenangan pertambangan, baik itu minyak dan pertambangan lainnya. Saat ini upaya dari Pemkot Surabaya hanya mengumpulkan minyak bercampur air agar tidak meluber ke rumah warga lainnya.
Upaya tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan minyak dan air ke dalam drum. Hingga saat ini, sudah ada puluhan drum yang penuh terisi.
"Harusnya dari Kementerian ESDM sudah melangkah dengan kondisi seperti ini," lanjut Eddy.
Semburan tersebut mulai muncul dan diketahui warga pada Senin (23/9) pukul 13.00 WIB. Di hari pertama material yang disemburkan berupa lumpur. Namun di hari berikutnya hingga saat ini, semburan tersebut lebih banyak mengeluarkan minyak bercampur air.
Seperti yang disampaikan Eddy, saat ini ada dua titik semburan di lokasi. Sekilas, minyak dan air yang ditampung di drum berbau solar dan gas.
"Yang lama, yang besar satu. Ketika itu ditutup oleh pemiliknya nggak tahunya muncul lagi tapi kecil," pungkas Eddy.
Simak juga video "Semburan Lumpur Gegerkan Surabaya, Polisi Turun Tangan":
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini