"Antisipasi dipasangi police line agar masyarakat tidak boleh mendekat, itu kan gas kita tidak tahu baunya berbahaya atau tidak kan tidak tahu," tutur Kabid Kedarutan dan Logistik BPBD Ponorogo Setyo Budiono kepada detikcom, Jumat (27/9/2019).
Sebelumnya, BPBD Ponorogo pada Kamis (26/9) kemarin melakukan pembasahan di lokasi retakan tanah yang mengeluarkan api. Ternyata usaha tersebut sia-sia, sebab asap kembali muncul dari rekahan tanah.
"Sekitar jam 9 tadi muncul lagi asapnya," terang dia.
Pihaknya pun sudah berkoordinasi dengan tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait fenomena ini. Namun menurut PVMBG ini fenomena biasa dan tidak akan berlangsung lama.
"Munculnya api dan asap itu kan karena musim kemarau, suhu panas didukung sampah limbah jamu itu kan menimbulkan gas," kata dia.
Budi menegaskan jika munculnya api dari retakan tanah itu dipastikan bukan dari sumber minyak atau gas bumi. Sebab, menurut penelitian di wilayah Kecamatan Bungkal tidak ada sumber energi minyak atau gas bumi.
"PVMBG mengatakan ini tidak berlangsung lama, nanti seiring waktu juga akan padam sendiri," tandas dia.
Saat disinggung sebagai lokasi wisata baru, menurut Budi ini merupakan hal wajar. Apalagi fenomena ini tidak pernah terjadi di bumi reog.
"Kota lain pun ada yang sama, tapi kami imbau ke masyarakat jangan terlalu mendekat. Khawatir gas itu membahayakan atau tidak," pungkas dia.
Simak juga video "BPBD Padamkan Rekahan Tanah Berapi di Ponorogo":
(iwd/iwd)