Dari sekian banyak poster yang dibawa, di antaranya sengaja ditulis menggunakan bahasa Madura. Isinya pun cenderung lucu dan menggelitik yang membacanya. Poster-poster itu dibentang-bentangkan para mahasiswa selama melakukan aksinya.
Di antara poster lucu itu, berisi tulisan 'Ngobhu Ajam Takok Eokom, Ngobhu DPR Mengebiri Hukum, Duh Ngobhue Apa se Nyaman (Pelihara Ayam Takut Dihukum, Pelihara DPR Mengebiri Hukum, Duh Pelihara Apa Yang Enak); Saporana, Tang Ajem Cek Sarana Ebelin Polana Tak Andik Akal (Maaf, ayam saya susah dibilangi karena tidak punya akal).
Selain itu, ada juga poster bertuliskan 'Tak Ngobhue Ajem Takok Eokom (Tidak mau pelihara ayam karena takut dihukum); Ajem Tak Bisa Ngapel ka Tatangge (Ayam tidak bisa ngapel ke tetangga)', dan lainnya.
Selain berbahasa Madura saja, banyak juga poster bernada sindiran dan cukup menggelitik. Di antaranya 'Ibuku Ikut UU, Bapakku Cari Mama Lagi; Terus Kalau Cewek Gak Boleh Pulang Malam, Bapak DPR Nanti Mau Booking Siapa; Koruptor Untung Kalau KPK Buntung', dan sebagainya.
"Ini semua akibat dari kegelisahan dan kecemasan masyarakat, terkait penetapan sebuah regulasi yang sama sekali tidak pro terhadap kepentingan rakyat. Karena itu, mahasiswa sebagai kontrol sosial memberikan ide, sehingga disetujui dan akan dibawakan oleh DPRD Situbondo," tegas Ramaimun, Korlap Aksi yang juga Ketua HMI Cabang Situbondo.
![]() |
Selain itu mereka berorasi dan membakar keranda di tengah jalan. Melihat itu, sejumlah personel Dalmas Satuan Sabhara langsung bergerak memadamkan.
"Aksi kami ini tidak main-main. Kami menolak RUU yang tidak pro terhadap kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Kami juga meminta Presiden RI mencaburt UU KPK yang baru disahkan melalui Perppu," kata Korlap aksi, Ramaimun dalam orasinya.
Dalam orasinya, massa HMI ini juga mendesak seluruh anggota DPRD Situbondo turun menemui mereka di jalanan. Bahkan sambil mengacung-acungkan selembar celana dalam, seorang orator berteriak akan memberikan hadiah bagi anggota dewan yang enggan menemui mereka.
"DPRD ini wakil rakyat, penyambung aspirasi rakyat. Kami datang ke sini ingin menyampaikan aspirasi. Kalau anggota dewan tidak mau menemui, sempak ini sepertinya pantas dijadikan hadiah," teriaknya.
Tak lama, empat anggota DPRD Situbondo datang menemui mahasiswa di luar pintu gerbang DPRD Situbondo. Melihat itu, para mahasiswa sempat menolak dan meminta semua anggota DPRD untuk hadir. Salah seorang anggota DPRD, Janur Sastra Ananda pun menanggapi.
"Mohon maaf, pimpinan tidak bisa ikut menemui karena tidak ada di tempat. Silahkan aspirasi kalian disampaiikan, akan kami tindak lanjuti. DPRD ini perwakilan DPR RI. Tiap fraksi punya cantolan di pusat. Jadi tetap bisa disampaikan," tandas Janur Sasra Ananda.
Tonton juga video Panglima TNI Soal Polri Teriaki Marinir: TNI Justru Bantu Usir Pendemo!:
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini