Warga menuntut pengasuh ponpes berinisial AR menutup pondok pesantren. Selain itu, warga meminta yang bersangkutan mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum.
Warga menilai apa yang dilakukan AR mencoreng nama baik desa. Terlebih, warga yakin pencabulan tersebut dilakukan berulang kali.
Menurut salah seorang warga, Romlah (47), demo di balai desa itu merupakan yang kedua kalinya digelar. Namun, dalam demo pertama, pihak desa tidak memberikan tanggapan. Akhirnya hari ini ratusan warga kembali menggelar demo.
"Meskipun belum ada yang terbukti hamil, yang jelas korbannya yang mengaku itu sudah ada empat orang, yakni dari Dusun Tenggulung dua santri, Dusun Bioro satu, Dusun Rombo satu, dan Dusun Talun satu," kata Romlah kepada detikcom di lokasi, Kamis (19/9/2019).
Warga berharap Polresta Sidoarjo mengusut tuntas dugaan pencabulan tersebut. Menurut Romlah, hal itu mencemarkan nama baik Desa Kedung Rejo, yang dijuluki Desa Santri.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini