Kepala Puskesmas Jetis dr Dadang Hendryanto mengatakan, salep kedaluwarsa telah dimusnahkan. Namun terdapat 3 kaleng salep kedaluwarsa yang terselip di antara stok salep baru di apotek puskesmas. Menurut dia, ketiga salep itulah yang tanpa sengaja diberikan petugas apotek kepada pasien.
"Karena kurang telitinya petugas kami sehingga terselip tiga salep yang sempat diberikan ke pasien," kata dr Dadang saat dihubungi detikcom, Kamis (12/9/2019).
Namun pernyataan dr Dadang bertolak belakang dengan cerita orang tua pasien yang mendapatkan salep kedaluwarsa dari Puskesmas Jetis. Seperti yang dikatakan Suher Wati (33), warga Dusun Sumberwuluh, Desa Lakardowo, Kecamatan Jetis.
Dia mendapatkan 2 salep merk Salep 2-4 dari petugas apotek Puskesmas Jetis saat mengantar berobat dua anaknya yang terkena gatal-gatal di sekujur tubuh. Sebelum meninggalkan puskesmas, dia lebih dulu mengecek salep tersebut. Saat itulah dia mengetahui salep sudah expired sejak September 2018.
Wati pun langsung menyampaikan salep kedaluwarsa itu ke petugas apotek Puskesmas Jetis. Bukannya memberi ganti salep yang baru, si petugas justru menyuruhnya menggunakan salep tersebut dengan mengoleskan tipis-tipis ke kulit kedua anaknya.
Dikonfirmasi detikcom terkait keterangan Wati, dr Dadang menampiknya. "Tidak ada seperti itu, mungkin miss komunikasi," ujarnya.
Bersama petugas apotek Puskesmas Jetis, dr Dadang telah mendatangi rumah Wati untuk menarik salep kedaluwarsa. Pihaknya memberikan salep baru untuk kedua anak Wati yang menderita gatal-gatal.
"Obat (salep) yang lama kami tarik kembali dan alhamdulillah belum sempat dipakai oleh pasien," terangnya.
Suher Wati mengantar dua anaknya yang terkena penyakit kulit ke Puskesmas Jetis pada Rabu (11/9) sekitar pukul 09.00 WIB. Ibu tiga anak ini membawa anak pertamanya laki-laki berusia 10 tahun dan anak ketiganya perempuan baru berusia 9 bulan.
Petugas apotek Puskesmas Jetis memberi obat kedua anaknya berupa pil dan 2 salep merk Salep 2-4. Rupanya salep tersebut sudah kedaluwarsa sejak setahun yang lalu. Dia terpaksa membawa salep itu pulang karena tidak diberi ganti. Namun salep itu tidak dia gunakan kepada kedua anaknya. (iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini