Tukang bakso itu bernama Sulaiman (34). Ia merupakan warga Desa Warungdowo, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan.
Sulaiman mulai menekuni kerajinan rebana sejak 6 tahun silam, setelah ia memutuskan berhenti berjualan bakso keliling. Peluang besar bisnis alat musik rebana membuatnya yakin bisa meraih kesuksesan.
Dia memulai mengumpulkan barang rongsokan berbahan aluminium, seperti blok mesin mobil, velg, hingga aneka peralatan rumah tangga. Rongsokan tersebut didaur ulang dengan cara dilebur di tungku. Setelah mencair, kemudian dituangkan ke cetakan dari tanah sesuai bentuk rebana yang diinginkan.
Proses selanjutnya, kerangka utama aluminium yang sudah dicetak sesuai bentuk yang diinginkan dihaluskan. Setelah benar-benar halus, kemudian dilakukan pengecatan.
"Setelah dicat, kemudian dipasang plastik mika," kata Sulaiman di sela-sela kesibukannya, Kamis (5/8/2019).
Sulaiman membuat rebana berbagai ukuran. Harga rebana buatannya pun disesuaikan dengan ukuran.
"Untuk yang 8 inci Rp 500 ribu, 8,4 inci Rp 700 ribu, dan 9 inci harganya Rp 1,2 juta," terangnya.
Dibantu lima karyawan, satu bulan Sulaiman mampu memproduksi 700-800 unit rebana. Dengan jumlah produksi sebanyak itu, omzet penjualan mencapai ratusan juta rupiah per bulan.
"Rata-rata seminggu omzetnya Rp 90 juta," terangnya.
Saat ini, Sulaiman menjual produknya ke berbagai kota di Jawa dan luar Jawa. Permintaan terbesar dari Pasuruan, Surabaya, dan Jakarta.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini