"Bisnis kopi selama ini kan seolah-olah hanya didominasi laki-laki. Karena pada dasarnya kami suka kopi, lalu terpikir kenapa enggak sekalian ini dijadikan bisnis. Maka lahirlah Diskuupi," ujar Founder dan CEO Diskuupi, Wardah Nafisah, Rabu (4/9/2019).
Wardah mengatakan, Diskuupi hadir di tiga titik di Surabaya. Yaitu kawasan Nginden Semolo, Tenggilis dan Dharmawangsa. Titik pertama yang beroperasi yakni di Nginden Semolo. Sedangkan dua titik lainnya dibuka pada pekan depan. Saat ini sedang dalam proses finalisasi.
Dalam waktu dekat, Diskuupi juga bakal ekspansi ke sejumlah daerah lain. Seperti Jakarta, Pasuruan, Madiun, Jember, Banyuwangi, Sidoarjo, Bandung, Malang dan Bali.
"Kami menargetkan hingga akhir tahun ini, 10 gerai dapat dibuka. Tahun depan bisa tambah lagi 30 gerai. Diskuupi mengincar segmen anak-anak muda dengan harga yang affordable. Semuanya kami lakukan by research. Mulai nama, menu, sampai harga. Kami riset ke target pasar," sambung Wardah.
Menurut Wardah, dirinya optimis bahwa Diskuupi akan menuai respons positif dari pasar. Terlebih, pasar penggemar kopi di Tanah Air punya ruang besar untuk bertumbuh.
Saat ini, konsumsi kopi per kapita di Indonesia masih rendah dan hanya berkisar 1,5 kilogram per kapita/tahun. Sedangkan, di negara lain seperti Jepang, sudah 5 kilogram dan bahkan Filandia sebesar 12 kilogram per kapita/tahun.
"Padahal Indonesia termasuk negara produsen kopi terbesar dunia. Ada ruang pertumbuhan bisnis kedai kopi yang masih sangat besar," jelas Wardah.
Diskuupi menghadirkan menu kopi orisinal dan berbagai variannya untuk memikat pasar. Yaitu seperti perpaduan kopi susu cokelat, kopi susu pisang, kopi susu kelapa, dan kopi susu matcha.
"Konsep bisnis Diskuupi adalah kewirausahaan sosial. Ada misi sosial yang diusung seperti pemberdayaan petani dan menyebar value positif ke anak-anak muda," tambah Wardah.
Wardah menyampaikan, mereka membawa kopi berkualitas tinggi dari petani lokal di Bondowoso, Banyuwangi, Pasuruan untuk konsumen. Di beberapa kedai kopi, terutama daerah-daerah penghasil kopi, mereka akan menawarkan kepemilikan saham untuk petani, sehingga petani ikut memiliki Diskuupi dan tidak hanya menjual kopinya ke mereka. Tak hanya itu, petani dapat memahami rantai bisnis kopi, dengan harapan semakin menyejahterakan para petani.
Co-Founder Diskuupi, Puteri Yulanda menambahkan, mereka mengusung tagline 'diskusi aku, kamu, dan kopi' dengan tujuan untuk mengajak anak-anak muda selalu berkegiatan positif. Misalnya, terdapat diskon untuk mahasiswa yang sedang belajar kelompok. Bahkan ada diskon untuk mahasiswa dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertentu.
"Kalau pun nongkrong dan begadang ditemani kopi, itu dalam rangka positif. Misalnya, bikin tugas kuliah, merencanakan bisnis baru, berkegiatan sosial," pungkas Puteri.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini