Tim yang terdiri atas dua arkeolog itu mendatangi lokasi di Desa Gedog, Kecamatan Sananwetan, sekitar pukul 12.15 WIB. Didampingi Disbudpar Pemkot Blitar dan Camat Sananwetan, tim mendatangi titik pertama lokasi ditemukan kepala Kala.
Di belakang kepala Kala, tim arkeolog dibantu petani setempat menggali dengan hati-hati tanah bagian belakang. Di situ tampak tatanan dan struktur bata dengan dimensi besar.
Kemudian di lokasi kedua tepat di saluran air persawahan. Di lokasi ini ditemukan satu keping koin golden tahun 1856 dan sebuah batu berbentuk kepala naga. Sedangkan di lima lokasi lainnya, petugas menemukan struktur dan tatanan batu bata yang serupa dengan lokasi di belakang kepala Kala.
Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho, yang meninjau lokasi, menyatakan tujuh titik yang terdata mengindikasikan lokasi ini merupakan kompleks candi yang luas.
"Ini prediksi awal dari tujuh koordinat di GPS, luasan kompleks candi diperkirakan 100 meter persegi. Memang, informasinya, dahulu kala ada candi megah di sini. Lalu roboh karena bencana Gunung Kelud," kata Wicaksono kepada detikcom di lokasi, Rabu (4/9/2019).
Ke depan, lanjut dia, BPCB Jatim akan melakukan survei penyelamatan ekskavasi di lokasi ini. Proses ekskavasi akan dilakukan bekerja sama dengan Camat Sananwetan dan Disbudpar Pemkot Blitar untuk mengetahui apakah cagar budaya ini masih bisa diselamatkan.
"Lokasi ini berada di area persawahan warga. Jadi kami perlu laporkan dulu ke pimpinan. Tentu koordinasi dengan camat dan disbudpar setempat ketika akan melakukan ekskavasi. Apakah bisa dilaksanakan tahun ini atau tahun depan," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, sebuah arca bagian kepala Kala dan struktur candi ditemukan seorang petani di Kota Blitar. Kedua benda tersebut berada di tengah pematang sawah yang akan digarapnya. Selain itu, ditemukan satu keping koin golden tahun 1856. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini