Sayangnya, dengan aksi tunggal tersebut, Wasito gagal bertemu dengan Presiden Jokowi. Bahkan dirinya sempat dimintai keterangan polisi karena aksi tersebut tidak berizin.
"Jadi saya aksi tadi sendirian. Saya dianu (ditangkap) sama polisi akhirnya dimintai keterangan, ya saya jelaskan begitu. Saya kan tidak tahu aturannya aksi di Istana Presiden," kata Wasito via seluler kepada wartawan, Senin (2/09/2019).
Menurutnya, dirinya sebenarnya ingin menyampaikan aspirasinya terkait catur marut pilkades serentak di Banyuwangi. Selain itu, aksi ini dilakukan sebagai upaya Wasito untuk mencari keadilan karena ia merasa telah dicurangi dalam proses seleksi Calon Kepala Desa (Cakades) saat tes tulis beberapa waktu lalu.
"Intinya berkaitan dengan seleksi kepala desa di Banyuwangi, terkait nilai jawaban saya yang nol. Saya minta keadilan bahwa ada dugaan kecurangan pansel independen yang harus diusut dengan tuntas dan harus membuktikan nilai soal jawaban saya," tambahnya.
Menurut Wasito, pembunuhan karakter terhadap dirinya atas perolehan hasil tes tulis tersebut. Pasalnya, hasil ini membuat stigma negatif terhadap dirinya di mata masyarakat.
"Ini kan zolim. Terus terang yang buat saya nangis, orang Kaligondo yang tidak suka sama saya ngomong Pak Lurah Go***k, itu yang bikin saya nangis. Kasihan isteri saya," sesalnya.
Wasito mengaku tambah kecewa dengan jawaban yang diberikan Panitia Desk Pilkades Pemkab Banyuwangi terkait hasil tes tulisnya tersebut.
"Jawaban panitia tidak memuaskan. Panitia mengatakan kalau urusan nilai yang tahu ya Jember (Tim Independen). Lha kok piye?," ujarnya.
Kendati demikian, Wasito tetap bertekad menyampaikan keluhannya tersebut kepada Presiden Jokowi. Dirinya akan menulis surat khusus kepada Presiden, terkait ketidakadilan yang menimpa dirinya tersebut. "Saya akan memenuhi syarat untuk menyampaikan surat ke Pak Jokowi," tandasnya.
Sementara saat dikonfirmasi terpisah, Ketua Panitia Desk Pilkades Pemkab Banyuwangi, Abdul Aziz Hamidi mengaku pihaknya hanya menerima hasil tes tulis dari Tim Independen.
"Sesuai dengan nota kesepakatan dengan tim independent, yakni Unej dan Untag kita hanya menerima hasilnya saja. Untuk proses tes tulis dan lembar jawaban ada di mereka," ujarnya.
Terkait nilai nol (0) yang diperoleh bacakades petahana Kaligondo, kata Aziz, berdasarkan keterangan Tim Independen, nilai nol tersebut bukan karena lembar jawabannya hilang. Akan tetapi memang tidak diisi oleh yang bersangkutan.
"Yang nilainya 0 bukan jawabannya hilang. Tapi pada saat itu tidak ada jawabannya. Lembar jawabannya tidak ada. Itu dari versi Tim Independen," pungkasnya.
Oleh sebab itulah, Aziz meminta kepada seluruh bacakades yang tidak puas terhadap hasil tes tulis beberapa waktu lalu agar berkirim surat resmi kepada pihaknya. "Pasti difasilitasi, akan kita sampaikan. Asalkan tertulis. Saya tidak bisa memastikan kapan (itu akan diberikan), karena berkaitan dengan pihak lain," ujarnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini