Gowes bertajuk Ngonthel Bareng Kemerdekaan di Bumi Majapahit ini diikuti sekitar 10 ribu warga Mojokerto dari berbagai kalangan. Para Mahasiswa Papua yang tinggal di Mojokerto juga tak mau ketinggalan dalam gowes yang digelar di lapangan Pendopo Agung Trowulan ini.
Selain ikut gowes, para pejabat Forkopimda Mojokerto Raya juga sempat melepas ribuan peserta. Yaitu Wabup Mojokerto Pungkasiadi, Kapolres Mojokerto AKBP Setyo Koes Heriyatno, Kapolres Mojokerto Kota AKBP Sigit Dany Setiyono serta Dandim 0815 Letkol Kav Hermawan Weharima.
Rute yang dilalui ribuan peserta cukup panjang. Mulai dari lapangan Pendopo Agung, Makam Troloyo, Pasar Dinoyo, Simpang 3 Desa Padangasri, Desa Tampungrejo, Desa Kumitir, Domas, Beloh, Kolam Segaran, lalu kembali ke lapangan Pendopo Agung.
Ada sosok yang unik di antara ribuan peserta ngonthel bareng di Bumi Majapahit. Yaitu peserta berkostum Papua dan tokoh pewayangan Hanoman. Kedua peserta itu mendapatkan penghargaan sebagai kostum terbaik.
![]() |
Ngonthel kemerdekaan di Bumi Majapahit juga diisi dengan pelepasan burung merpati sebagai lambang perdamaian oleh Mahasiswa Papua dan para pejabat Forkopimda Mojokerto Raya. Ribuan peserta lantas diajak menari Sajojo, yaitu salah satu tarian khas Papua. Para pejabat Forkopimda Mojokerto tampak ikut menari sambil memakai ikat kepala rumbai khas Papua.
"Selain untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke 74, Ngonthel di Bumi Majapahit ini juga untuk memperkuat persatuan NKRI, bahwa kita semua bersaudara. Begitu pula dengan masyarakat Papua," terang Setyo.
Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi berharap, melalui ngonthel kemerdekaan di Bumi Majapahit ini, semua elemen masyarakat meningkatkan kecintaan terhadap NKRI. Di tengah keberagaman suku, adat dan agama, ia mengajak masyarakat untuk menumbuhkan rasa persaudaraan sesama Bangsa Indonesia.
"Masyarakat di Papua juga saudara kita. Maka mari kuatkan tekat kita di naungan NKRI harga mati," pungkasnya. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini