Warga Surabaya Cari Solusi Soal Rasialisme di Asrama Mahasiswa Papua

Warga Surabaya Cari Solusi Soal Rasialisme di Asrama Mahasiswa Papua

Hilda Meilisa Rinanda - detikNews
Sabtu, 31 Agu 2019 17:17 WIB
Rembuk Suroboyoan soal rasialisme/Foto: Hilda Meilisa Rinanda
Surabaya - Sejumlah elemen masyarakat Surabaya berembuk mencari solusi terkait kasus rasialisme yang terjadi di Asrama Mahasiswa Papua (AMP) beberapa waktu lalu. Rembukan dilakukan agar kasus rasialisme tidak terulang kembali.

Usai berembuk, salah satu koordinator acara Teguh Prihandoko mengatakan, pihaknya mengecam keras pihak-pihak yang dengan sengaja melakukan kegiatan untuk merusak negara. Teguh mengaku prihatin dengan rentetan ketegangan di AMP yang memicu kerusuhan di Papua.

"Papua adalah kita. Luka Papua adalah luka kita semua. Kita sedih dengan peristiwa yang terjadi di Papua hari-hari ini. Kita berduka atas jatuhnya korban, baik dari kalangan masyarakat sipil maupun aparat keamanan," kata Teguh dalam acara Rembuk Suroboyo di Balai Pemuda, Surabaya, Sabtu (31/8/2019).


"Tapi kita juga marah atas pemicu awal munculnya rentetan peristiwa yang mengakibatkan terjadinya kekerasan dan perusakan fasilitas publik di Papua," imbuhnya.

Untuk itu, Teguh mengatakan pihaknya mengutuk keras siapapun yang memicu kerusuhan ini. Dia menyebut ada pihak-pihak yang sengaja menunggangi hal ini demi kepentingan politik.

"Kita pun mengutuk keras pihak-pihak yang menunggangi kerusuhan di Papua demi syahwat politik. Termasuk mereka yang justru bergembira dan bersorak atas peristiwa kerusuhan yang terjadi," lanjut Teguh.

Selain itu, Teguh mengatakan apa yang dilakukan pihak-pihak pemecah belah bangsa sangat tidak patut. Karena membuat kegaduhan di Surabaya dan Malang. Dua kota yang dikenal menghargai kebinekaan.

"Kita tahu, tragedi ini berawal dari peristiwa yang terjadi di Kota Malang dan Surabaya. Dua kota di Provinsi Jawa Timur yang selama ini dikenal sangat toleran terhadap keberagaman. Malang dan Surabaya bahkan telah menjadi benteng kokoh pluralisme. Kebinekaan menjadi makanan sehari-sehari warganya yang terkenal bersifat egaliter ini," paparnya.


"Namun tindakan rasisme yang ditunjukkan oleh segelintir orang di dua kota itu, baik sipil maupun aparat, telah merusak suasana damai yang selama ini terjaga kuat," lanjut Teguh.

Di kesempatan yang sama, Teguh dan sejumlah elemen masyarakat di Surabaya meminta Presiden Jokowi menindak keras siapapun oknum yang melakukan kegiatan memecah belah bangsa. Sejumlah elemen masyarakat tersebut seperti DKS, Ksatria Airlangga, ALMISBAT, ASSB, LAYAR, PEKAD, PA GMNI hingga KBRS Perjuangan Rumah Bhinneka.

"Karena itu, sebagai bagian dari elemen masyarakat sipil di Jawa Timur, kita meminta Presiden Jokowi tegas menindak siapa pun yang secara sengaja melakukan tindakan rasisme dan intoleran terhadap sesama warga negara. Jangan jadikan Papua sebagai proyek politik yang membahayakan kehidupan bersama," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.