"Sebagai kepala daerah saya kecewa terhadap sikap yang seperti itu," kata Lukas saat konferensi pers di Hotel Grand Dafam Surabaya, Selasa (27/8/2019).
Lukas mengakui selama ini dirinya mendapat informasi terkait mahasiswa Papua di AMP melalui berita di media. Dia tidak menduga akan mendapat penolakan.
"Kita dapat informasi dari media, tapi tadi lihat ternyata mereka sampai tidak bisa ditemui siapapun. Saya datang dan saya ditolak," imbuhnya.
Sementara terkait spanduk yang dibentangkan di pagar AMP yang meminta adanya referendum, Lukas menyebut hal itu merupakan ranah presiden, bukan dirinya.
"Kalau referendum itu bukan gubernur, itu urusan kepala negara," pungkas Lukas. (hil/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini