Festival yang dibuka oleh Wali Kota Malang Sutiaji bersama Ketua Tim PKK Kota Malang Widyawati Sutiaji ini, digelar mulai 26-27 Agustus 2019.
Selain memamerkan hasil karya pembatik, festival juga diisi dengan workshop, dan fashion show. Untuk lokasinya berada di Taman Krida Budaya Jawa Timur Jalan Soekarno-Hatta, Kota Malang.
Wali Kota Malang Sutiaji menyatakan, batik merupakan identitas bangsa Indonesia, yang tidak boleh luntur karena kemajuan zaman. Batik juga merupakan karya nyata, dan sebagai warga negara patut menjunjung tinggi harkat dan martabatnya.
"Melalui festival ini, bisa mendisplay karya anak bangsa, dan batik selalu akan menjadi trend. Bagaimana mendesain kekuatan lokal, yang penuh kreasi, inovasi, yang nantinya bisa dilirik bukan saja pasar lokal melainkan global juga," ujar Sutiaji saat membuka festival, Senin (26/8/2019).
Sutiaji mengapresiasi peran komunitas, perbankan, dan kelompok usaha dalam menguatkan entititas Kota Malang. Khususnya, dalam karya batik dengan corak khas yang dimiliki.
"Karena kami (Kota Malang) punya jargon 'Dari Malang untuk Indonesia dan Dunia'. Karena Malang penuh dengan karya yang perlu dioptimalkan, menjadi wahana dan patut kita gemakan terus menerus," ujar Sutiaji.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni menambahkan, festival memiliki tujuan pertama mengenalkan budaya batik, fashion dan kreativitas batik sehingga menjadi destinasi wisata di Kota Malang.
Dia mengatakan, festival diikuti oleh 22 kelurahan yang ikut menjadi peserta festival, dengan hasil karya batik yang diproduksi di masing-masing kelurahan.
Ada juga peserta dari 9 daerah di Jawa Timur yang ikut menjadi peserta. Selain pembatik dari komunitas dan lembaga pendidikan.
"Melalui festival ini, masing-masing pembatik dapat sharing motif, ada fashion dari hasil karya mereka. Kita juga mengadakan edukasi melalui workshop mulai dari bagaimana membatik, membuat pernak-pernik sampai mengenal motif-motif batik yang ada," ujar Ida Ayu terpisah.
Pihaknya berharap, pembatik lokal tetap mengangkat corak khas Kota Malang dalam hasil karya mereka. Seperti teratai dan topeng malang.
"Meski banyak corak batik baru. Pembatik lokal kita harapkan tetap mengangkat kearifan lokal, dengan menonjolkan corak khas Malang, seperti teratai dan topeng malangan," ulas Ida Ayu. (fat/fat)