Gunungan tumpeng itu berisi macam-macam sayuran dan buah-buahan. Sambil mengarak tumpeng, mereka juga melatunkan selawat.
"Indonesia Pancasila, NKRI harga mati. Ruwatan ini untuk Jember lebih baik, pemimpin yang baik, juga kebijakannya yang baik," kata Inisiator Ruwatan Bumi, Kustiono Musri, Jumat (23/8/2019).
Menurut Kustiono, kegiatan yang dilakukan itu untuk mendoakan bersama Indonesia dan Jember. Kegiatan ini juga diikuti warga dari berbagai etnis dan agama.
"Tidak hanya kita yang Islam, tetapi juga ada yang umat agama lain. Karena kita berbeda-beda tapi tetap satu. Itu nilai-nilai pancasila," sambungnya.
Mereka yang ikut dalam kegiatan, juga larut dalam acara, serta memanjatkan doa dan harapan untuk Indonesia agar aman, tenteram dan tidak ada gesekan satu sama lain.
"Ruwatan ini, juga sebagai wujud rasa syukur atas kemerdekaan RI. Sebagai manusia pancasilais yaitu berketuhanan yang Maha Esa, maka sudah sepatutnya menghormasti kultur masyarakat setempat," ungkapnya.
Kustiono menambahkan, ruwatan ini juga mengandung nilai yang tertanam dari leluhur. Apalagi ritual ruwatan sekarang hampir jarang ditemui.
"Tradisi ini juga hampir punah. Saya tidak memperdulikan jika ada tuduhan kafir, karena kita semua berdoa pada Tuhan bukan pada gunungan yang dipikul," tandasnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini