Musim kemarau yang berangin membuat penyakit mudah menyebar. Selama 6 bulan terakhir, tercatat 49.457 jiwa terkena penyakit tersebut.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Mojokerto dr Langit Kresna Janitra mengatakan, selama 6 bulan dalam 2019, ISPA mendominasi penyakit yang menyerang warganya saat musim kemarau berangin.
"Musim kemarau berangin dan berdebu menjadi media penularan bagi penyakit tersebut. Karena penularannya melalui saluran pernapasan," kata dr Langit kepada detikcom di kantornya, Jalan RA Basuni, Kecamatan Sooko, Rabu (21/8/2019).
Ia menjelaskan ISPA disebabkan oleh bakteri dan beberapa virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus penyebabnya antara lain rhinovirus, coronavirus, parainfluenza, respiratory syncytial virus, dan adenovirus.
Penyakit ini menyerang setiap orang yang daya tahan tubuhnya rendah atau kurang fit. Gejala yang timbul meliputi batuk, pilek, demam, dan sesak napas. Karena itu, lanjut dr Langit, pihaknya mengimbau masyarakat menjaga kesehatan tubuh selama musim kemarau.
"Saran kami, untuk mencegah ISPA, masyarakat banyak minum air, istirahat yang cukup, konsumsi vitamin C untuk kekebalan tubuh. Vitamin bisa minta gratis ke puskesmas terdekat," terangnya.
Bagi masyarakat yang saat ini masih mengalami gejala ISPA, dr Langit meminta tidak panik. Menurut dia, pengobatan awal cukup dengan memberikan obat batuk dan penurun demam.
"Pengobatan kami saat ini mengurangi penggunaan antibiotik karena akan membuat tubuh resisten, dosis akan meningkat," ujarnya.
Selain ISPA, penyakit yang dominan selama 6 bulan terakhir di Kabupaten Mojokerto adalah penyakit lambung dan infeksi usus. Jumlah penderitanya mencapai 17.464 jiwa. Disusul capek dan pegal 16.724 orang, myalgia 11.553 orang, tifus 8.886, diabetes 8.224, dan hipertensi 13.078 jiwa.
Tonton juga video Diduga Akibat Kabut Asap, Warga Palangka Raya Terserang ISPA:
(fat/fat)











































