"Kalau saya melihatnya karena UAS tidak tahu, makanya dia bisa berkata seperti itu," tutur Sie Komunikasi Sosial Paroki Santo Hilarius Klepu, Kecamatan Sooko Luciana Suryani (41) kepada detikcom, Senin (19/8/2019).
Yani sapaannya menjelaskan jika saja UAS mengenal ajaran agama Katolik kemungkinan tidak akan mengatakan seperti di dalam video.
"Ajaran kami ini cinta kasih, memaafkan. Jadi kami memaafkan," terang dia.
Menurutnya, meski seringkali ada orang yang ngebom gereja oleh umat Katolik selalu didoakan, apalagi kasus seperti UAS yang mungkin karena ketidaktahuannya mengatakan adanya jin kafir di dalam patung dan salib.
"Kalau dia sedikit saja belajar tentang katolik, maka dia akan menghargai," paparnya.
Yani menyayangkan sikap UAS yang seharusnya menghargai penganut agama lain dengan tidak menjelekkan agama lain. Meski video ini dibuat 3 tahun lalu dan baru viral sekarang.
"Mungkin seperti perumpamaan sepandai-pandainya menyimpan bangkai akan busuk juga, sesuatu yang buruk pasti akan ketahuan juga," tukasnya.
Yani percaya sesuai panutan Tuhan Yesus dengan mendoakan orang-orang yang menyalib serta mengampuninya. Sebab tahu para serdadu itu tidak tahu apa-apa karena ketidaktahuan mereka.
"Seperti imbauan dari Romo Beni Susetyo agar kami jangan terprovokasi. Kami yang hidup di desa hidup adem ayem berdampingan dengan umat lain," tandas dia.
Di Ponorogo khususnya di Desa Klepu, Kecamatan Sooko ada Gua Maria Fatima Sendang Waluyo Jatiningsih serta Gereja Santo Hilarius. Di sini penduduknya hidup berdampingan dengan damai antara umat Katolik dan umat muslim.
UAS Dilaporkan GMKI ke Polisi Terkait Pernyataan Soal Salib:
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini