Penyerangan Polsek Wonokromo dan Indikasi ISIS di Belakangnya

Round-Up

Penyerangan Polsek Wonokromo dan Indikasi ISIS di Belakangnya

Imam Wahyudiyanta - detikNews
Minggu, 18 Agu 2019 07:25 WIB
Pelaku tergeletak di lantai Polsek Wonokromo (Foto: Istimewa)
Surabaya - Sore itu sekitar pukul 16.30 WIB, seorang pria datang ke Polsek Wonokromo. Dua orang petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT), Aiptu Agus Sumartono dan Brigadir Febian, pun menerima dan melayaninya dengan ramah.

Namun tiba-tiba saja pria itu mengeluarkan celurit dan membacok kedua petugas tersebut. Pada akhirnya pria tersebut dapat dilumpuhkan dan masih hidup. Darah berceceran di lantai ruang polsek. Kedua petugas segera dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.

"Ada orang tak dikenal yang melapor ke Polsek. Dia melapor dan diterima dengan baik. Tahu-tahu meloncat langsung mengeluarkan celurit dan membacok anggota," ujar Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan di Polsek Wonokromo Surabaya, Sabtu (17/8/2019).

Sebuah tas ransel yang dibawa pria tersebut dibuka. Di dalamnya, polisi menemuka cukup banyak barang antara lain airsoft gun, pisau, katapel, kertas berlogo ISIS, makaroni.


Barang bukti yang ditemukan dari tas ransel milik pelakuBarang bukti yang ditemukan dari tas ransel milik pelaku Foto: Istimewa

Dari barang bukti yang ditemukan, polisi menduga pria tersebut terindikasi kelompok ISIS. Karena terindikasi ISIS, maka penanganan pria tersebut ditangani Densus 88.

"Ada senjata tajam, celurit, ada ketapel, ada panah ketapel, air soft gun, ada lambang tertentu. Ada tadi yang ditanyakan apakah lambang ISIS, ya itu," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera.

Tak hanya itu, saat ditanya apa indikatornya pelaku terindikasi jaringan ISIS, Barung mengatakan dari pembelajaran yang dianut pelaku. Selain itu, petugas juga telah melakukan interogasi awal dan diketahui indikasi ini.

"Indikatornya dari pembelajaran yang disampaikan tadi. Ada kita melakukan interogasi sementara makanya langsung disampaikan. Sementara diduga yang bersangkutan melakukan amaliyah," imbuh Barung.


pelaku, IM (Imam Musthofa)pelaku, IM (Imam Musthofa) Foto: Istimewa

Polisi sudah mengantongi identitas pria tersebut. "Inisialnya IM, sementara nanti akan kami dalami lagi," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Sandi Nugroho.

Dari informasi yang dihimpun, IM merupakan Imam Musthofa, yang lahir di Sumenep, 15 Juli 1988. Saat ini, Imam diketahui tinggal di sebuah rumah kost di Jalan Sidosermo IV gang I, Wonocolo, Surabaya. Polisi pun mendatangi kos tersebut.

Di lingkungan kos nya tinggal, IM akrab disapa Ali. IM merupakan seorang penjual sempol dan biasa menitipkan jajanan makaroni di warung-warug. IM tinggal bersama istri dan tiga anaknya.

Setelah melakukan penggeledahan, polisi membawa sejumlah barang dari dalam kamar kos seperti laptop, handphone, beberapa identitas mulai KTP, Kartu Keluarga, NPWP, dan kertas. Istri dan tiga anak IM juga turut dibawa ke Polda Jatim.

Ketua RT 03 RW 02 Ainul Arif mengatakan memang ada perubahan pada diri IM saat kos. Menurut Ainul perubahan terjadi pada diri IM ketika mengikuti pengajian-pengajian.

"Kira-kira satu tahunan. Kalau soal ikut pengajian-pengajian jemaah cingkrang itu kayaknya barusan. Cuman nggak tahu lagi kejelasannya. Tertutup (sejak ikut jemaah). Setelah istrinya bercadar dan ikut jemaah itu ya, setelah jualan masuk rumah," ujar Ainul.


Polsek WonokromoPolsek Wonokromo Foto: Hilda Meilisa Rinanda

Namun Ainul mengatakan bahwa selama di kos, tidak ada suatu kegiatan atau gerakan yang mencurigakan pada diri IM. Tidak ada pertemuan dan perkumpulan yang menggunakan kamar kosnya.

"Kalau di sini tidak ada sama sekali. Nggak tahu kalau kumpul-kumpulnya di luar," ungkap Ainul.

Ainul menceritakan IM dan istrinya sebelum mengenakan cadar sering berkumpul dengan dirinya. Namun setelah istri IM bercadar, mereka sudah tidak pernah lagi berkumpul dengan warga.

"Kalau dulu sering karena anak kita sama-sama kecil. Kemudian setelah istrinya bercadar sudah tidak pernah," tandas Ainul.




Tonton Blak-blakan Kepala BNPT: Dilema Pemulangan Eks ISIS:

[Gambas:Video 20detik]

(iwd/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.