"Kami menerima banyak laporan dan keluhan masyarakat, pengujung dan pemerhati budaya terkait kondisi Candi Sumber Tetek. BPCB sudah menerjunkan tim untuk melakukan survei," kata Koordinator Wilayah Pasuruan BPCB Jatim, Sulikhin, Rabu (14/8/2019).
Menurut Sulikhin, dari hasil survei memang terdapat keretakan di sejumlah titik. Kondisi struktur bata petirtaan yang lapuk dikarenakan bangunan tersebut sudah berusia 10 abad. Pertirtaan ini dibangun pada tahun 1049 atau pada abad 11.
"Retak-retak itu sudah lama tapi tidak berpotensi darurat. Berhubung banyak pelaporan keluhan, tim pengembangan dan pemanfaatan BPCB terjun melakukan survei untuk antisipasi awal dulu," terangnya.
Meski tak berpotensi darurat, kata Sulikhin, BPCB tetap mempertimbangkan pemugaran. Namun ia tak bisa memastikan pelaksanaannya.
"Selanjutnya pembenahan nunggu antre, tim arkeolog nanti yang membenahi. Tapi tahun-tahun ini BPCB agak kewalahan karena banyak melakukan pengembangan, pemanfaatan, konservasi dan ekskavasi di banyak tempat. Sementara anggaran maupun pegawai terbatas. Semua harus sabar menunggu," terangnya.
Candi Sumber Tetek yang berada di sisi utara Gunung Penanggungan dibangun oleh Raja Airlangga untuk lokasi mandi permaisurinya. Dalam kompleks candi tersebut terdapat kolam yang memiliki patung Dewi Laksmi dan Dewi Sri yang diukir dengan menggunakan batu andesit.
Salah satu daya tarik candi ini adalah mengalirnya sumber air melalui payudara kedua patung tersebut. Karena itu masyarakat menyebutnya dengan Candi Sumber Tetek.
Setiap hari, candi ini selalu dikunjungi warga yang mengambil air. Para wisatawan dari berbagai kota juga datang ke candi ini.
Selain menikmati eksotika bangunan candi yang berada di bawah rimbunnya pohon besar, wisatawan juga mandi di kolam. Banyak yang percaya sumber airnya bermanfaat untuk kesehatan dan berkhasiat membuat awet muda. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini