Tak ingin melewatkan momentum sunrise, bersama 9 temannya, Siti Nurwaqidah mendaki bukit tersebut sejak malam hari. Mereka membawa perlengkapan yang dibutuhkan selama camping. Seperti tenda, perlengkapan tidur, perlengkapan memasak, hingga kebutuhan lainnya.
"Jam 9 malam kami start mendaki," tutur Ida kepada detikcom, Minggu (11/8/2019).
Pendakian bukit setinggi 800 mdpl itu terbilang lancar. Ada jalan setapak yang bisa dilalui pendaki hingga ke puncak. Suasana malam yang sejuk, membuat pendakian selama 30 menit dari tempat parkir tidak terasa berat.
"Jalannya mudah dilalui, banyak pohon pinus tumbang. Jadi harus ekstra hati-hati, tapi juga bagus buat spot foto," imbuhnya.
Menurut Ida, pengalaman menikmati sunrise kali ini sungguh luar biasa. Sebab, bisa menikmati keindahan sunrise di atas bukit lengkap dengan pemandangan Kota Ponorogo.
![]() |
Pendaki lainnya Arrijal Shofi Pramana menambahkan, pendakian di Bukit Pringgitan tergolong mudah bagi para pemula. Sehingga cocok bagi wisatawan yang ingin menikmati sunrise di puncak gunung tanpa khawatir dengan ketinggian gunung.
Untuk biaya, lanjut dia, relatif terjangkau. Dengan hanya merogok kocek Rp 25 ribu, pengunjung bisa menikmati pemandangan yang luar biasa. Namun kebutuhan pribadi seperti alat-alat camping sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu.
"Pemandangan saat malam hari juga bagus, pemandangan Ponorogo saat malam hari di puncak gunung," tambahnya.
Saat pagi tiba, mereka mengabadikan momentum sunrise. Beruntung, saat ini tengah musim kemarau sehingga pijar sinar matahari tampak sempurna tak tertutup kabut.
"Indah sekali, Ponorogo punya spot menikmati sunrise yang bagus," pungkasnya. (sun/bdh)