Ada 4 orang anggota perguruan silat yang menjadi korban. Mereka mengalami luka dan mengaku dianiaya oleh warga saat konvoi seusai pulang dari kegiatan di Kecamatan Songgon.
Dua orang korban diperiksa oleh polisi. Mereka dimintai keterangan terkait dengan aksi yang diduga anarki yang dilakukan oleh warga sekitar desa. Sukorejo.
"Kami mendampingi korban untuk diperiksa oleh aparat kepolisian," ujar Fendi Aditya, kuasa hukum perguruan silat kepada detikcom, Jumat (9/8/2019).
"Sampai hari ini yang resmi saya dampingi 2 orang saksi korban. Dan kemudian ada beberapa lagi korban lain yang hari ini masih diperiksa di proses. Karena ada ketakutan dan ancaman. Ada yang kena tusuk, ada yang kena pukul, ada yang kena tebas clurit sampai berdarah kepalanya," tambah Fendi.
Korban yang diperiksa, kata Fendi, adalah anggota perguruan silat, yang saat itu sedang melakukan perjalanan pulang usai kegiatan latihan bersama di Kecamatan Songgon, Minggu (4/8). Mereka berjalan dengan tertib dan tak mengganggu aktivitas warga. Tidak ada konvoi dalam kegiatan tersebut.
![]() |
"Tidak ada konvoi. Mereka berjalan dengan tertib dan tidak mengganggu warga. Tapi ternyata saat melakukan perjalanan pas di depan Balai desa mereka diserang," ujarnya.
Dirinya berharap, pelaku aksi pengeroyokan yang dilakukan oleh warga di sekitar desa Sukorejo untuk ditangkap. Ada 3 nama yang diduga melakukan aksi ini.
"Tentunya menangkap pelaku secepatnya. Jangan diulur-ulur. Katanya sudah ditangkap 1 orang tapi kok saya belum melihat secara langsung. Kalau sudah ada aksi dua kali perusakan kok baru ditangkap pelaku penganiayaannya," tambahnya.
Terkait aksi perusakan rumah dan pembakaran motor di Desa Sukorejo dan Desa Ringintelu yang di duga dilakukan oleh massa perguruan silat, Fendi mengatakan pihaknya sebagai kuasa hukum hanya fokus terhadap penanganan kasus ini.
Namun menurutnya, pelaku aksi anarkis tersebut bukanlah anggota perguruan silat. Sebab saat digelar pertemuan dengan Kapolres Banyuwangi AKBP Taufik Herdiansyah Zeinardi, perguruan silat taat dengan aturan hukum dan tidak akan melakukan tindakan anarki.
"Itu bukan kami. Kami tidak menginstruksikan turun ke jalan dan melakukan tindakan anarki," pungkas Fendi.
Tonton Video Duka Ibu yang Bayinya Tewas Dianiaya Ayah Sendiri:
(iwd/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini