.webp)
Kegiatan yang mengambil tema 'Sinergisitas Pariwisata dan Sanitasi' ini diikuti 429 bupati dan wali kota se-Indonesia.
"Advocacy Horizontal Learning adalah wadah bagi semua kepala daerah untuk bisa memberikan best practice tentang apa saja yang sudah mereka lakukan di kota maupun kabupaten masing-masing di bidang sanitasi," ungkap Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya Kabupaten Malang Wahyu Hidayat kepada wartawan di pendopo Pemkab Malang, Jalan KH Agus Salim, Kota Malang, Kamis (8/8/2019).
Menurut Wahyu, sanitasi menjadi hal penting dalam kemajuan pariwisata. Karena itu, pemilihan Pujon Kidul sebagai lokasi AHL 2019 tak lepas dari keberhasilannya meraih Top 4 Smart Sanitation Award 2018.
"Kemajuan pariwisata harus didukung sanitasi yang baik. Untuk itulah, kami ingin menunjukkan Pujon Kidul yang telah menerapkan kolaborasi pembangunan pariwisata sekaligus sanitasinya. Acara kami pusatkan di Cafe Sawah dengan destinasi wisata alamnya," ujarnya.
Kegiatan rutin tahunan ini, lanjut dia, merupakan wadah gerakan para kepala daerah yang tanggap dan peduli pada layanan sanitasi. Dan ini guna mendukung target nasional seperti tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019, khususnya target 100 persen akses sanitasi yang layak bagi Indonesia 2019.
"Harapan kami, nanti akan ada komitmen bersama atau deklarasi antarkepala daerah terhadap sanitasi. Sebagai substansi penting dalam menunjang pengembangan dan optimalisasi sektor pariwisata," ucap Wahyu.
Secara resmi Ketua AKKOPSI Syarif Fasha membuka AHL 2019. Dia berharap kepala daerah memiliki komitmen membangun sanitasi yang baik, terutama di sektor pariwisata.
"Karena kemajuan pariwisata perlu didukung dengan sanitasi yang baik. Memang masih banyak kepala daerah belum berkomitmen untuk itu, kami berharap setelah ini (AHL 2019), hasil sharing bisa menjadi best practice di daerah masing-masing," tegas Wali Kota Jambi ini. (iwd/iwd)
