Itulah yang dilakukan oleh para santri di Ponpes Al-Mizan Muhammadiyah, Lamongan. Ponpes yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Lamongan, tepatnya di utara Monumen Patung Kadet Soewoko, ini mengelola sampah plastik menjadi sebuah karya kaligrafi yang bernilai seni.
Praktik penyelamatan lingkungan dari sampah plastik di Ponpes Al-Mizan dimotori dua santri, yaitu Fadli Azmi Susilo yang masih duduk di kelas 11 Tahfidz dan Ahmad Maulana yang duduk di kelas 12.
"Inisiatif itu muncul ketika kami berdua melihat banyak dari kita yang mengkonsumsi barang-barang yang terbungkus plastik dan setelah itu bungkus plastik tersebut terbuang sia-sia dan menambah banyak sampah," kata Fadli, Kamis (8/8/2019).
Fadli bersama Maulana mengolah bahan plastik, terutama plastik bekas detergen, menjadi karya seni kaligrafi dengan lafaz 'Allah' dan 'Muhammad'. Fadli mengungkapkan proses kreatif dalam membuat kaligrafi tidaklah lama. Setelah mendapat ide, kata Fadli, mereka kemudian berkonsultasi dengan beberapa ustaz.
"Setelah ada dukungan dari ustaz, kami eksekusi dan mulai merangkai plastik-plastik tersebut," jelas Fadli seraya menambahkan proses kreatif ini membutuhkan waktu sekitar dua hari.
Sementara itu, Pembina Ponpes Al-Mizan Ustaz Zukhal mengatakan ide pemanfaatan sampah plastik ini murni dari para santri. Zukhal mengakui karya santrinya itu belum sempurna. Tapi mereka menghargai ide para santri untuk menciptakan lingkungan yang ramah, terutama di pesantren.
"Ke depan, pihak pesantren akan intens menggalakkan terus ide-ide kreatif seperti ini. Sebagai komitmen kami untuk mencetak kader mubalig, ulama, dan pemimpin," tandas Zukhal.
Zukhal menambahkan beragam upaya dilakukan ponpes untuk selalu menjaga lingkungan dan kesehatan serta mengurangi konsumsi sampah plastik. Salah satu program yang sudah berjalan adalah program menukar sampah botol plastik dengan layanan kesehatan," ungkapnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini