Ketiga mahasiswa tersebut adalah Sabilah Margirizki, Aisyah Mutiara, dan Tiara Medina. Ketiganya tergabung dalam tim Barunastra ITS, yang berhasil mempertahankan juara bertahan di ajang yang sama sejak tahun lalu.
Khofifah pun memberikan apresiasi dan ucapan selamat atas prestasi membanggakan Tim Barunastra ITS.
Bagi Khofifah, capaian Tim Barunastra ITS ini bukan hasil kerja instan, apalagi kebetulan. Khofifah percaya hasil ini melalui proses panjang dari penelitian, percobaan, hingga upaya tak kenal menyerah untuk bersanding menjadi juara dan mengalahkan beberapa tim yang berasal dari berbagai belahan dunia.
Dalam kesempatan ini, Khofifah berpesan agar penelitian yang dilakukan bisa terhubung dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Jika terhubung, Khofifah percaya hal ini bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Research and development (RnD) itu sangat dinamis dan pesat perkembangannya. Setiap orang harus melakukan inovasi dan terus belajar agar tidak tertinggal. Dan yang lebih penting lagi, hasil riset dan berbagai inovasi ini harus terkoneksi dengan dunia usaha dan dunia industri," ujar Khofifah, Rabu (7/8/2019).
Khofifah menambahkan, saat melakukan penelitian, bisa saja saat ini posisi kita di titik tertinggi. Namun, pada saat yang sama, bisa jadi pihak lain melakukan inovasi terus-menerus, sehingga melaju lebih kencang. Karena itu, Khofifah menyemangati mahasiswi agar terus berinovasi dan berkreasi.
Selain itu, Khofifah menyebut, dalam berinovasi, tidak boleh mengenal kata puas, apalagi menyerah. Dia menambahkan mahasiswa harus gigih mengembangkan kreativitas dan memaksimalkan potensi yang ada.
"Apa yang diraih Tim Barunastra ITS ini bisa menjadi teladan kita bersama. Inovasi tak boleh kenal kata henti. Kalaupun ada kendala, dicari solusinya hingga melahirkan hasil yang memuaskan," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Khofifah sempat berdiskusi tentang perkembangan dunia kapal robot dan kompetisi internasional lainnya. Khofifah berpesan kepada Tim Barunastra ITS agar terus berkarya membawa nama harum Indonesia.
Khofifah pun berharap akan muncul juara-juara baru di bidang lain dari anak-anak berprestasi di Jawa Timur.
"Tidak hanya bidang robotik saja, tapi olahraga, matematika, fisika, kesenian, dan seterusnya. Saya ingin anak-anak Jawa Timur memaksimalkan kemampuannya dan membawa harum nama Jawa Timur dan Indonesia di tingkat dunia," pungkas Khofifah.
Sementara itu, Head Official Tim Barunastra ITS Sabillah Margirizki menceritakan ajang IRC 2019 di Florida, Amerika Serikat, dilakoni dengan tidak mudah. Sebab, setiap kapal robot diharuskan menyelesaikan secara mandiri lima misi yang berbeda.
Misi pertama bernama Autonomous Navigation. Dalam misi ini, kapal robot diharuskan masuk dan keluar pintu yang sudah ditentukan secara otomatis dalam danau yang dijadikan ajang lomba.
Lalu, kapal robot itu diharuskan melakukan misi Speed Challenge. Ada rintangan yang harus ditaklukkan oleh kapal robot hingga berputar balik di titik tertentu.
"Kecepatan kapal perlu sangat diperhatikan dalam babak ini," lanjut Sabil.
Misi ketiga adalah Automated Docking, dilanjut dengan misi Raise the Flag. Sedangkan terakhir ada misi Find the Path, yang harus dipecahkan kapal robot dengan masuk ke rintangan dari banyak bola dan memutari balik suatu titik. Kemudian, kapal robot harus keluar lagi dari rintangan berbagai bola itu.
Mahasiswi Departemen Statistika ITS Ini mengatakan hasil kompetisi itu menunjukkan bahwa Tim Barunastra sukses mempertahankan posisi gelar dunianya. Sejak 2016, Tim Barunastra ITS selalu tampil gemilang dan menghasilkan pencapaian memuaskan.
"Percaya bahwa sebuah pencapaian pasti diraih dengan usaha, nothing worth having comes easy," pungkas Sabil.
Tonton video Mobil Rakitan Mahasiswa ITS Siap Berlaga di Asia:
(hil/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini