Dalam latihan yang digelar di Laut Jawa, P-8A Poseidon melakukan pengawasan dari udara. Pesawat intai itu memiliki banyak fungsi untuk menjalankan berbagai misi militer AS.
Pesawat ini menggunakan teknologi yang terbilang canggih dengan didukung banyak sensor. Mission Commander atau Tactical Coordinator (MC/TACCO) U.S Navy, LT Abraham Hribar mengatakan, sensor ini dilakukan untuk aktivitas pengintaian dari ketinggian.
"Banyak sensor, sensor bawah dan sensor permukaan membantu dengan banyak cara," kata Abraham di Baseops Lanudal Juanda Surabaya, Senin (5/8/2019).
Abraham menambahkan, sensor ini biasanya digunakan untuk melihat dan memastikan keselamatan terbang pesawat-pesawat lain dalam satu daerah. Sementara pada latihan militer Amerika Serikat dan Indonesia ini, sensor ini dimanfaatkan untuk melihat kapal-kapal sipil agar tak mendekat ke area latihan militer. Tujuannya agar kapal tersebut dan penumpangnya aman.
Tak hanya itu, dalam website US Navy tercatat, P-8A Poseidon menggabungkan kerangka udara Boeing 737-800, hingga pesawat -900 sayap, ruang senjata dan tiang. Namun, pesawat ini beroperasi dengan awak yang lebih kecil.
Kendati demikian, pesawat ini memberikan jangkauan global yang luas hingga kapasitas muatan yang lebih besar. Untuk ketinggian operasinya juga lebih tinggi, dengan sensor dan radar canggih, plus arsitektur sistem model terbuka.
"Sensor ini untuk melihat keselamatan, untuk memastikan keselamatan terbang, juga pesawat lain di daerah tersebut. Dan setelah itu kita bisa mulai untuk mencapai misi kami dengan aman dan efektif, dan itu melalui banyak sensor yang berbeda. Jadi kita memiliki banyak sensor yang dapat melakukan keduanya dengan aman dan mencapai misi," imbuhnya.
Tak ketinggalan, pesawat ini juga dilengkapi sistem persenjataan yang berkualitas tinggi. Selain itu, pesawat tempur ini diklaim memiliki respon kemanusiaan. Kemampuan ini bisa ditingkatkan melalui sistem yang aman dan sesuai standar. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini