Pihak kepolisian kemudian melakukan mediasi terkait masalah tersebut. Kapolsek Glenmore AKP Mujiono mengatakan pihaknya mengajak perwakilan dari sopir truk tebu untuk mediasi mencari jalan terbaik dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Pihaknya mengaku akan berlaku tegas dengan sikap oknum polisi yang dinilai arogan tersebut.
"Dari hasil mediasi itu, perwakilan sopir truk maupun Deni selaku korban sepakat untuk penyelesaiannya diserahkan ke kapolsek," ujar Kapolsek Mujiono kepada detikcom, Kamis (1/8/2019).
Mengenai sikap dan perilaku polisi yang diduga arogan, pihaknya akan memberikan saksi tegas sesuai dengan aturan kepolisian. Namun dirinya akan tetap melakukan pemeriksaan terkait dengan insiden tersebut.
"Kita akan bina. Tadi juga sepakat untuk diserahkan ke kami untuk melakukan pembinaan. Sanksinya ada," tambahnya.
Mengenai aksi menunjukkan pistol yang dituduhkan oleh para sopir tersebut, kata Mujiono, pihaknya menampik jika pistol tersebut diacung-acungkan ke para sopir. Sebab beberapa saksi tidak melihat jika oknum polisi tersebut mengeluarkan pistol.
"Namanya polisi berpakaian lengkap pasti bawa senjata (pistol). Tadi saksi juga sempat ngomong pistol itu tidak diacungkan. Pistol itu hanya ada di tempatnya. Tidak ditunjukkan seperti pamer gitu," tambahnya.
Mujiono juga meminta maaf kepada semua sopir truk tebu atas kejadian tersebut. Dirinya berjanji akan memberikan binaan lagi kepada oknum anggotanya berinisial RN itu.
Kapolsek Mujiono juga berjanji akan memberikan pelayan yang terbaik buat warga Glenmore. Bahkan kapolsek menyampaikan jika pihak kepolisian akan siap melayani masyarakat dalam 24 jam. (sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini