"Sekitar jam 9 pagi tadi. Ada sekitar 50 orang yang menghadang truk agar tidak membongkar muatan sampah di TPA itu," kata warga sekitar TPA, Acep Suparman saat dikonfirmasi, Kamis (25/7/2019).
Menurut Acep, blokade yang dilakukan warga merupakan puncak kemarahan akibat keluhan mereka selama ini tak direspon. Warga menilai tumpukan sampah sudah meluber dan menimbulkan pencemaran lingkungan.
"Warga sudah melapor ke dinas terkait. Warga minta ada pembatas pagar yang tinggi, sehingga sampah tidak meluber ke sawah warga. Karena mencemari sawah warga," katanya.
Namun menurut Acep keluhan itu tidak direspon. Berkali-kali melaporkan kondisi ini tetap tak membuahkan hasil. Akhirnya warga berinisiatif melakukan blokade.
"Warga menahan truk agar tidak masuk TPA. Sehingga truk berjajar di tepi jalan. Sekitar ada sembilan truk," kata Acep.
Selang satu jam kemudian, petugas dari Dinas Lingkungan Hidup datang ke lokasi. Setelah melakukan negosiasi, warga akhinrya membolehkan truk masuk TPA.
"Karena ada janji petugas akan menindaklanjuti keluhan warga. Maka warga membolehkan truk masuk TPA untuk menurunkan sampah di lokasi itu," kata Acep.
Camat Pakusari, Ahmad Fauzi mengatakan, sampah meluber ke sawah warga akibat pagar di TPA roboh. Pagar roboh sekitar bulan Maret lalu.
"Roboh sepanjang 30 meter, ada di sisi sebelah timur. Sehingga sampahnya masuh ke sawah warga dan mencemari sawah," katanya.
"Tapi tadi sudah sepakat pagar akan segera diperbaiki, sehingga warga membolehkan truk masuk ke TPA" tambahnya. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini